METROTODAY, SURABAYA – Tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama yang mengangkut 53 penumpang dan 12 kru di Selat Bali pada Kamis (3/7) dini hari diduga karena human error.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya mengungkapkan fakta bahwa kondisi cuaca saat kejadian terbilang cerah dan tenang.
Arif Wiyono, petugas prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, menjelaskan bahwa berdasarkan citra radar dan satelit, saat kejadian kondisi cuaca di perairan tersebut cerah berawan berawan dengan tinggi gelombang 0,4 hingga 1 meter (kategori tenang hingga rendah).
“Arah angin dominan dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 2,5 hingga 13,8 knot. Data HF Radar di Selat Bali menunjukkan arus permukaan bergerak ke arah selatan dengan kecepatan 0,03 hingga 1,7 meter per detik,” jelasnya.
Kondisi cuaca yang baik ini menguatkan dugaan bahwa penyebab tenggelamnya kapal bukan faktor alam, melainkan kemungkinan besar faktor teknis atau human error.
Namun demikian, ia mengakui investigasi lebih lanjut masih diperlukan untuk mengungkap penyebab pasti kejadian ini.
“Saat kejadian, citra radar dan satelit menunjukkan cuaca cerah berawan, gelombang 0,4 hingga 1 meter (tenang hingga rendah), arah angin dominan tenggara-barat daya dengan kecepatan 2,5-13,8 knot, dan arus permukaan menuju selatan dengan kecepatan 0,03-1,7 meter per detik,” pungkasnya. (ahm)