28.7 C
Surabaya
1 May 2025, 21:48 PM WIB

Langgar Gencatan Senjata, Serangan Brutal Israel Bunuh Lebih dari 400 Warga Gaza dan Lukai 560 Orang dalam Semalam

METROTODAY, ANKARA – Pemerintah zionis Israel nyata nyata melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan melancarkan serangan udara besar besaran ke Jalur Gaza, Selasa (18/3).

Serangan ngawur yang tak berperikemanusiaan ini mengakibatkan lebih dari 400 warga Palestina syahid dan 562 lainnya luka-luka hanya dalam semalam.

Otoritas kesehatan setempat melaporkan, kemungkinan korban masih akan bertambah akibat serangan brutal ini.

“Banyak korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, dan upaya penyelamatan mereka masih berlangsung,” katanya.

Militer Zionis Israel menyatakan bahwa mereka melancarkan pengeboman udara ke Gaza sebagai operasi militer terbesar sejak gencatan senjata dengan Hamas berlaku pada 19 Januari lalu.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan, tak sedikit keluarga yang anggota keluarganya sampai habis dibunuh dalam serangan semalam di tengah makan sahur itu oleh militer Israel.

Kondisi tersebut diperparah dengan keterbatasan ambulans dan regu pertahanan sipil untuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit terkait embargo dan pemblokiran jalur bantuan yang masuk ke Gaza oleh militer zionis.

“Pembantaian brutal ini sekali lagi menegaskan pasukan penjajah Israel hanya memahami bahasa pembunuhan, kehancuran, dan genosida,” menurut kantor media Gaza tersebut.

Mereka menyatakan bahwa berlanjutnya pembantaian terjadi di tengah pengepungan dan blokade total Gaza oleh Israel yang semakin memperparah krisis kemanusiaan dan membuat kebutuhan dasar tidak sampai kepada 2,4 juta orang di wilayah kantong tersebut.

Atas serangan terbaru oleh Israel ini, utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB dan komunitas internasional termasuk kelompok pembela HAM segera bertindak demi mengakhiri pembantaian keji rezim Netanyahu di Gaza.

Sebelumnya, militer Israel berdalih serangan hanya dilakukan terhadap target-target Hamas di Gaza untuk mencapai tujuan perang yang telah diputuskan oleh eselon politik, termasuk pembebasan semua sandera baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

Namun, anggota kantor politik Hamas, Basem Naim, mengatakan bahwa eskalasi konflik di Jalur Gaza justru membahayakan nyawa sandera Israel.

“Itu adalah eskalasi yang berbahaya, yang telah mengakibatkan kerugian material dan hilangnya nyawa warga Palestina, tetapi tidak mengecualikan sandera Israel di Jalur Gaza juga dan akan membahayakan nyawa mereka,” kata Naim, Rabu (19/3).

Hamas juga menyatakan bahwa serangan Israel ini menyalakan perang dengan melanggar kesepakatan gencatan senjata.

“Kami menuntut para mediator mendesak Netanyahu dan penjajah Zionis bertanggung jawab penuh atas pelanggaran dan pembatalan kesepakatan,” kata Hamas dalam pernyataannya.

Meski demikian, selama gencatan senjata berlaku, otoritas lokal Gaza melaporkan adanya ratusan pelanggaran gencatan senjata oleh pihak Israel hampir setiap hari.

Kantor Kepala Otoritas Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, mereka melanjutkan serangan ke Jalur Gaza untuk merespons penolakan Hamas untuk menerima rencana Amerika Serikat untuk memperpanjang periode gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan sandera.

Seperti diketahui, serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 48.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan meluluhlantakkan wilayah kantong itu.

Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan bekas kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di Jalur Gaza. (*)

METROTODAY, ANKARA – Pemerintah zionis Israel nyata nyata melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan melancarkan serangan udara besar besaran ke Jalur Gaza, Selasa (18/3).

Serangan ngawur yang tak berperikemanusiaan ini mengakibatkan lebih dari 400 warga Palestina syahid dan 562 lainnya luka-luka hanya dalam semalam.

Otoritas kesehatan setempat melaporkan, kemungkinan korban masih akan bertambah akibat serangan brutal ini.

“Banyak korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, dan upaya penyelamatan mereka masih berlangsung,” katanya.

Militer Zionis Israel menyatakan bahwa mereka melancarkan pengeboman udara ke Gaza sebagai operasi militer terbesar sejak gencatan senjata dengan Hamas berlaku pada 19 Januari lalu.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan, tak sedikit keluarga yang anggota keluarganya sampai habis dibunuh dalam serangan semalam di tengah makan sahur itu oleh militer Israel.

Kondisi tersebut diperparah dengan keterbatasan ambulans dan regu pertahanan sipil untuk mengevakuasi para korban ke rumah sakit terkait embargo dan pemblokiran jalur bantuan yang masuk ke Gaza oleh militer zionis.

“Pembantaian brutal ini sekali lagi menegaskan pasukan penjajah Israel hanya memahami bahasa pembunuhan, kehancuran, dan genosida,” menurut kantor media Gaza tersebut.

Mereka menyatakan bahwa berlanjutnya pembantaian terjadi di tengah pengepungan dan blokade total Gaza oleh Israel yang semakin memperparah krisis kemanusiaan dan membuat kebutuhan dasar tidak sampai kepada 2,4 juta orang di wilayah kantong tersebut.

Atas serangan terbaru oleh Israel ini, utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB dan komunitas internasional termasuk kelompok pembela HAM segera bertindak demi mengakhiri pembantaian keji rezim Netanyahu di Gaza.

Sebelumnya, militer Israel berdalih serangan hanya dilakukan terhadap target-target Hamas di Gaza untuk mencapai tujuan perang yang telah diputuskan oleh eselon politik, termasuk pembebasan semua sandera baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada.

Namun, anggota kantor politik Hamas, Basem Naim, mengatakan bahwa eskalasi konflik di Jalur Gaza justru membahayakan nyawa sandera Israel.

“Itu adalah eskalasi yang berbahaya, yang telah mengakibatkan kerugian material dan hilangnya nyawa warga Palestina, tetapi tidak mengecualikan sandera Israel di Jalur Gaza juga dan akan membahayakan nyawa mereka,” kata Naim, Rabu (19/3).

Hamas juga menyatakan bahwa serangan Israel ini menyalakan perang dengan melanggar kesepakatan gencatan senjata.

“Kami menuntut para mediator mendesak Netanyahu dan penjajah Zionis bertanggung jawab penuh atas pelanggaran dan pembatalan kesepakatan,” kata Hamas dalam pernyataannya.

Meski demikian, selama gencatan senjata berlaku, otoritas lokal Gaza melaporkan adanya ratusan pelanggaran gencatan senjata oleh pihak Israel hampir setiap hari.

Kantor Kepala Otoritas Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, mereka melanjutkan serangan ke Jalur Gaza untuk merespons penolakan Hamas untuk menerima rencana Amerika Serikat untuk memperpanjang periode gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan sandera.

Seperti diketahui, serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 48.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan meluluhlantakkan wilayah kantong itu.

Pada November, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan bekas kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di Jalur Gaza. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/