METROTODAY, SURABAYA – Di tengah suasana duka dan kepungan lumpur pasca banjir, seorang ibu melahirkan di Posko Satgas Bencana Tim Universitas Airlangga (Unair) di Kabupaten Aceh Tamiang. Tangisan bayi baru lahir menghadirkan kehangatan dan harapan di Posko Klinik Abah yang biasanya difungsikan untuk menangani keluhan kesehatan masyarakat.
Posko gabungan ini melibatkan Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), RSUD dr. Soetomo Surabaya, serta bekerja sama dengan PERDATIN, PABOI, IPOTI, IDI Cabang Surabaya, dan Mer-C. Bayi tersebut lahir dari R (19 tahun), warga Desa Bukit Rata, Kecamatan Aceh Tamiang.
Sejak pagi, R merasakan kontraksi perut yang semakin intens disertai pecahnya ketuban. Sebelum bencana melanda, ia rutin memeriksakan kehamilannya di Klinik Abah, sehingga ketika tanda-tanda persalinan muncul, ia kembali ke tempat yang kini berubah menjadi posko kesehatan.
Pemeriksaan awal menunjukkan tanda vital ibu dan detak jantung bayi dalam kondisi normal, dengan pembukaan serviks mencapai lima sentimeter dan kontraksi yang teratur.
Lettu Laut (K) dr. Andre Prasetyo Mahesa, Residen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair dan penanggung jawab posko, mengungkapkan kondisi lapangan yang jauh dari ideal.
“Salah satu kendala utama adalah listrik yang belum stabil. Proses observasi dan pengawasan menjadi terbatas. Selain itu, ketiadaan alat bantu napas bayi dan infant warmer juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi tim,” ujarnya, Rabu (17/12).
Untuk mengatasi masalah penerangan, tim menggunakan genset agar proses persalinan berjalan dengan aman. Pada pukul 11.00, pembukaan telah lengkap dan kepala bayi mulai terlihat. Tim yang terdiri dari dr. Aniq, dr. Manilla, bidan April, dan bidan Disya dari RS Unair segera melakukan pertolongan persalinan.
Tepat pukul 11.52, tangisan bayi terdengar lantang. Bayi lahir dalam kondisi baik dan menangis spontan. dr. Mery, SpA dari IDI Cabang Surabaya memastikan kondisi bayi yang aktif dengan warna kulit kemerahan sebagai tanda vitalitas yang baik.
“Persalinan ini menjadi yang kedua yang berhasil ditangani di Posko Kesehatan Tim Unair selama masa tanggap bencana di Aceh Tamiang,” ujar dr. Mery. Menurutnya, meskipun terdapat robekan ringan pada jalan lahir ibu yang memerlukan jahitan, kondisi ibu dan bayi secara keseluruhan dinyatakan stabil dan sehat.
Di tengah keterbatasan akibat bencana, tim medis Unair tetap memastikan hak dasar ibu dan bayi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. (ahm)

