METROTODAY, SURABAYA – Jelang masa angkutan natal dan tahun baru (Nataru) baru kru bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan antar kota antar provinsi (AKAP) di Terminal Terminal Tambak Osowilangon (TOW) Surabaya dilakukan pengecekan kesehatan. Hal ini untuk mengantisipasi adanya faktor risiko kesehatan di jalan saat membawa penumpang.
Tes kesehatan bagi kru bus diikuti sebanyak 40 orang. Tes terdiri dari urine untuk mengetahui kru terdeteksi narkoba, tes napas untuk mendeteksi kadar alkohol, tensi darah, gula hingga buta warna.
Kepala UPT Terminal Tambak Osowilangon, Hery Isbiyanto mengatakan tes kesehatan ini dilakukan setiap menghadapi angkutan Nataru yang dimulai 24 Desember mendatang. Terutama bagi sopir saat mengemudikan bus dengan membawa penumpang maupun kondektur dan kernet.
“Rutin ini tiap menjelang masa angkutan Nataru kami lakukan cek kesehatan bagi seluruh bus dari semua PO yang trayeknya di terminal TOW. Agar saat masa angkutan Nataru kru bisa menjaga keselamatan penumpang sehingga menjadi aman dan lancar,” tutur Hery, Rabu (10/12).
Jika nantinya hasil pemeriksaan, ditemukan kru bus yang tidak sehat atau dengan catatan dokter yang meriksa pihaknya akan memonitor. “Terkait kondisi kesehatan yang kurang baik nanti kita arahkan jangan sampai melaksanakan perjalanan,” jelasnya.
Antusias kru saat melakukan pemeriksaan juga cukup baik. Setiap bus yang tiba petugas dari terminal mengarahkan kru ke tempat pemeriksaan kesehatan. Mereka pun juga menyambut baik pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Sememi selama sehari ini.
Salah satu kru bus Margojoyo, Wahyu mengaku pemeriksaan ini penting untuk mengetahui kondisi kesehatan, karena ia selalu pulang malam dan terkena angin jalan sehingga dibutuhkan pemeriksaan kesehatan.
“Daripada nanti kita ngedrop di jalanan lebih baik kita mengetahui kondisi tubuh kita sekarang. Apalagi kita juga pulangnya malam habis narik gitu jadi ini sangat penting,” ungkap Wahyu.
Kru bus jurusan Surabaya-Cepu ini mengaku diperiksa mulia dari urine, tensi darah, gula darah, hingga berat badan. “Alhamdulillah gak apa-apa bagus semua,” ujarnya.
Sementara itu penanggung jawab tes kesehatan kru bus di Terminal TOW Surabaya, dari Puskesmas Sememi Surabaya, dr. Hikmatul Maghfiroh pemeriksaan yang dilakukan terhadap kru bus sebanyak 40 orang tidak semua dalam kondisi sehat.
Ada yang memiliki penyakit hipertensi dan gula sehingga pihaknya memberikan obat dan catatan kesehatan untuk segera ditindaklanjuti ke fasyankes di tempat tinggalnya.
“rata-rata dari pemeriksaan diketahui penyakit hipertensi dan gula tinggi. Kalau seperti itu ada surat rekomendasi dan ada obat yang kami berikan. Mereka juga wajib kontrol bisa ke fasyankes sesuai tempat tinggal. Tapi mereka bisa jalan untuk mengangkut penumpang,” tutur dr. Hikmatul.
Selain itu faktor risiko yang paling tinggi yang sering dialami oleh sopir bus adalah jantung dan stroke.
“Kurang istirahat bisa mengakibatkan pacu jantung tinggi dan tensi yang tinggi memudahkan jadi stroke,” jelasnya.
Untuk narkoba dan alkohol ia mengaku tidak ada kru yang mengkonsumsi dari hasil pemeriksaan. Sedangkan untuk tes buta warna ada satu orang. “Narkoba dan alkohol tidak ada aman dari hasil pemeriksaan. Hanya satu yang tadi buta warna,” ungkap Hikmatul.
Ia berharap dengan adanya pemeriksaan kesehatan kru bus dapat memberi rasa aman dan nyaman saat angkutan Nataru. (ahm)

