METROTODAY, SURABAYA – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar Conference on Indonesian Islam pada Rabu (26/11) sebagai respons terhadap dinamika geopolitik global.
Acara ini bertujuan mempertegas peran strategis Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar dalam memberikan kontribusi bagi peradaban global.
Konferensi yang bertema “Why Indonesia as a New Center of Muslim Civilization? Reassessing the Role of Indonesian Islam in Shaping the World Future in a Post-War Era” ini menjadi wadah bagi para intelektual untuk membahas potensi soft power Indonesia.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa konferensi ini adalah langkah konkret untuk mencari solusi perdamaian yang lebih manusiawi.

“Narasi yang dibangun berfokus pada bagaimana nilai-nilai Islam Indonesia yang lekat dengan tradisi pesantren, dialog, dan nirkekerasan dapat diekspor sebagai solusi perdamaian di era pasca-konflik,” ujarnya.
Nasaruddin Umar juga menambahkan bahwa Indonesia tidak bisa berjalan sendiri dalam mewujudkan perdamaian dunia.
“Kita harus merangkul negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura dengan menggelar seminar kemelayuan beberapa waktu lalu agar kita semakin solid. Untuk mewujudkan the power of win, Indonesia harus menjadi leader dengan merangkul semua pihak,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa konferensi ini menjadi ajang untuk memperkenalkan Islam Indonesia kepada dunia.
“Dulu, orang belajar ke Mesir dan buku-buku Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sekarang, buku-buku berbahasa Indonesia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ini memberikan kerangka bagi kita untuk mengekspor Islam Indonesia ke dunia luar, termasuk Timur Tengah,” jelasnya.
Nasaruddin menyampaikan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo Subianto sedang mempersiapkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan terpenting di dunia.
“Luar biasa Pak Presiden Prabowo mempersiapkan pangkalan pendaratan dengan menjadikan Indonesia terpenting di dunia yang akan datang. Kita punya presiden yang luar biasa, ke luar negeri bangga kita menjadi orang Indonesia karena pernyataan presiden kita,” ujarnya.
Rektor UINSA Prof. Akh. Muzakki, menegaskan bahwa Indonesia harus berperan aktif dalam menentukan arah peradaban dunia.
“Atas arahan Bapak Menteri Agama, kami melaksanakan seminar ini untuk membuka harapan bahwa di tengah tatanan dunia global yang kurang baik, Islam Indonesia perlu ditampilkan,” katanya.
Prof. Muzakki menambahkan bahwa ada diskusi panel yang lebih spesifik untuk mendorong pesantren sebagai contoh toleransi, harmoni, dan hidup damai.
“Jawa Timur atas saran Pak Menteri menjadi episentrum bagi pesantren dan Islam Indonesia sehingga dapat dipromosikan lebih luas. Ada deklarasi Surabaya yang akan dibacakan bersama mahasiswa internasional sebagai dukungan terhadap gagasan Bapak Presiden Prabowo,” tambahnya.
Konferensi ini diharapkan menghasilkan rekomendasi strategis bagi pemerintah Indonesia dalam menjalankan diplomasi kemanusiaan dan perdamaian di forum internasional, berdasarkan kekayaan tradisi Islam nusantara. (ahm)

