14 December 2025, 5:25 AM WIB

Pesona Penanggungan via Sumber Lumpang Trawas: Edelweiss Cantik dan Kehidupan Satwa Primadona Baru Pendaki

METROTODAY, MOJOKERTO – Jawa Timur memang dikenal dengan keindahan alamnya yang mempesona, terutama gunung-gunung yang menawarkan berbagai jalur pendakian menarik.

Di akhir pekan, banyak masyarakat yang memilih mendaki gunung sebagai sarana rekreasi, olahraga, sekaligus melepas penat.

Salah satu gunung yang menjadi daya tarik adalah Gunung Penanggungan via Jalur Sumber Lumpang Trawas, Kabupaten Mojokerto, menawarkan tantangan tersendiri dengan keindahan alam yang memukau.

Mulai dari base camp hingga pos 4, pendaki akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan, termasuk mekarnya bunga edelweiss di savana pos 4.

Jalur ini resmi dibuka Sabtu (16/11) dan menjadi alternatif bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan Gunung Penanggungan dari sisi yang berbeda.

Gunung Penanggungan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam hingga mencapai puncak Pawitra. Terdapat 4 pos yang harus dilalui pendaki.

Jarak dari base camp ke pos 1 adalah 597 meter, pos 1 ke pos 2 sejauh 1.007 meter, pos 2 ke pos 3 sepanjang 871 meter, pos 3 ke pos 4 sekitar 904 meter, dan pos 4 ke puncak sekitar 1.103 meter.

“Setiap pos memiliki tantangan tersendiri dengan jalur yang berbeda-beda. Selain itu, terdapat sumber mata air di antara pos registrasi dan pos 1,” jelas Rudianto, pengelola Jalur pendakian Sumber Lumpang Adventure, Selasa (25/11).

Rudianto yang akrab disapa Mbah Doel menambahkan bahwa di sepanjang jalur pendakian, pendaki juga berpotensi menjumpai berbagai satwa yang masih terjaga di habitatnya.

“Biasanya pendaki bisa menemukan satwa seperti babi hutan, kera, rusa, hingga elang Jawa di antara pos 2 dan 3,” ungkapnya.

Saat mencapai camp area di batas vegetasi, pendaki akan disuguhi pemandangan indah beberapa gunung, seperti Gunung Arjuna-Welirang dan Gunung Semeru.

“Di savana di atas pos 4, bunga edelweiss juga sedang bermekaran, meskipun belum sepenuhnya,” imbuhnya.

Jalur Sumber Lumpang juga dapat digunakan untuk mencapai Gunung Mas dan Gunung Bende dengan perkiraan waktu tempuh 3-4 jam.

Ia berharap dengan dibukanya pos pendakian baru ini, perekonomian warga Bantal, Desa Duyung, Trawas, Kabupaten Mojokerto, dapat meningkat.

“Dengan adanya pendakian, ada perubahan perekonomian warga. Namun, warga juga butuh adaptasi dan edukasi karena ini adalah hal baru,” harapnya.

Ia juga berharap mahasiswa KKN dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dapat membantu memberikan edukasi dan mempromosikan jalur pendakian baru ini.

Kepala Desa Duyung, Jurianto Bambang Siswantoro, mengapresiasi adanya jalur pendakian baru ini. “Dibukanya jalur pendakian Gunung Bende, Gunung Emas, dan Gunung Penanggungan ini karena jalur alternatif di sini yang terbaik. Ada sumber air dan area camp yang baik dari beberapa titik pendakian yang ada di Desa Duyung,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah desa sangat mendukung program Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk pembukaan jalur pendakian gunung ini.

Salah satu pendaki asal Surabaya, Rangga, mengaku bahwa jalur pendakian Sumber Lumpang memiliki trek yang bagus dan lebih nyaman dibandingkan jalur lainnya.

“Vegetasi dari atas agak terbuka dan rimbun, berbeda dengan jalur pendakian Penanggungan lainnya. Kelebihan jalur ini adalah lebih cepat ke puncak Pawitra dan bisa mencapai puncak Gunung Emas, Bende, dan Pawitra sekaligus,” katanya.

Gunung Penanggungan sendiri telah memiliki berbagai jalur pendakian umum dengan karakteristik, tingkat kesulitan, dan keindahan alam yang berbeda-beda, seperti jalur via Tamiajeng, Jolutundo, Kedunggudi, Wonosunyo, Konjorowesi, Telogo, hingga Ngoro.

Gunung Penanggungan merupakan gunung berapi tidak aktif dengan ketinggian 1.653 MDPL yang terletak di antara Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto.

Gunung ini sering disebut sebagai miniatur Semeru karena bentuk puncaknya yang kerucut dan berpasir. Selain itu, Gunung Penanggungan juga pernah menjadi pusat kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Timur pada abad ke-11 hingga ke-15. (ahm)

METROTODAY, MOJOKERTO – Jawa Timur memang dikenal dengan keindahan alamnya yang mempesona, terutama gunung-gunung yang menawarkan berbagai jalur pendakian menarik.

Di akhir pekan, banyak masyarakat yang memilih mendaki gunung sebagai sarana rekreasi, olahraga, sekaligus melepas penat.

Salah satu gunung yang menjadi daya tarik adalah Gunung Penanggungan via Jalur Sumber Lumpang Trawas, Kabupaten Mojokerto, menawarkan tantangan tersendiri dengan keindahan alam yang memukau.

Mulai dari base camp hingga pos 4, pendaki akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan, termasuk mekarnya bunga edelweiss di savana pos 4.

Jalur ini resmi dibuka Sabtu (16/11) dan menjadi alternatif bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan Gunung Penanggungan dari sisi yang berbeda.

Gunung Penanggungan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam hingga mencapai puncak Pawitra. Terdapat 4 pos yang harus dilalui pendaki.

Jarak dari base camp ke pos 1 adalah 597 meter, pos 1 ke pos 2 sejauh 1.007 meter, pos 2 ke pos 3 sepanjang 871 meter, pos 3 ke pos 4 sekitar 904 meter, dan pos 4 ke puncak sekitar 1.103 meter.

“Setiap pos memiliki tantangan tersendiri dengan jalur yang berbeda-beda. Selain itu, terdapat sumber mata air di antara pos registrasi dan pos 1,” jelas Rudianto, pengelola Jalur pendakian Sumber Lumpang Adventure, Selasa (25/11).

Rudianto yang akrab disapa Mbah Doel menambahkan bahwa di sepanjang jalur pendakian, pendaki juga berpotensi menjumpai berbagai satwa yang masih terjaga di habitatnya.

“Biasanya pendaki bisa menemukan satwa seperti babi hutan, kera, rusa, hingga elang Jawa di antara pos 2 dan 3,” ungkapnya.

Saat mencapai camp area di batas vegetasi, pendaki akan disuguhi pemandangan indah beberapa gunung, seperti Gunung Arjuna-Welirang dan Gunung Semeru.

“Di savana di atas pos 4, bunga edelweiss juga sedang bermekaran, meskipun belum sepenuhnya,” imbuhnya.

Jalur Sumber Lumpang juga dapat digunakan untuk mencapai Gunung Mas dan Gunung Bende dengan perkiraan waktu tempuh 3-4 jam.

Ia berharap dengan dibukanya pos pendakian baru ini, perekonomian warga Bantal, Desa Duyung, Trawas, Kabupaten Mojokerto, dapat meningkat.

“Dengan adanya pendakian, ada perubahan perekonomian warga. Namun, warga juga butuh adaptasi dan edukasi karena ini adalah hal baru,” harapnya.

Ia juga berharap mahasiswa KKN dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dapat membantu memberikan edukasi dan mempromosikan jalur pendakian baru ini.

Kepala Desa Duyung, Jurianto Bambang Siswantoro, mengapresiasi adanya jalur pendakian baru ini. “Dibukanya jalur pendakian Gunung Bende, Gunung Emas, dan Gunung Penanggungan ini karena jalur alternatif di sini yang terbaik. Ada sumber air dan area camp yang baik dari beberapa titik pendakian yang ada di Desa Duyung,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah desa sangat mendukung program Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk pembukaan jalur pendakian gunung ini.

Salah satu pendaki asal Surabaya, Rangga, mengaku bahwa jalur pendakian Sumber Lumpang memiliki trek yang bagus dan lebih nyaman dibandingkan jalur lainnya.

“Vegetasi dari atas agak terbuka dan rimbun, berbeda dengan jalur pendakian Penanggungan lainnya. Kelebihan jalur ini adalah lebih cepat ke puncak Pawitra dan bisa mencapai puncak Gunung Emas, Bende, dan Pawitra sekaligus,” katanya.

Gunung Penanggungan sendiri telah memiliki berbagai jalur pendakian umum dengan karakteristik, tingkat kesulitan, dan keindahan alam yang berbeda-beda, seperti jalur via Tamiajeng, Jolutundo, Kedunggudi, Wonosunyo, Konjorowesi, Telogo, hingga Ngoro.

Gunung Penanggungan merupakan gunung berapi tidak aktif dengan ketinggian 1.653 MDPL yang terletak di antara Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto.

Gunung ini sering disebut sebagai miniatur Semeru karena bentuk puncaknya yang kerucut dan berpasir. Selain itu, Gunung Penanggungan juga pernah menjadi pusat kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Timur pada abad ke-11 hingga ke-15. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait