14 December 2025, 15:43 PM WIB

Wabah Pubalgia Hantui Talenta Muda Spanyol: Lamine Yamal hingga Mastantuono Jadi Korban

METROTODAY, MADRID – Fenomena cedera pubalgia kini menjadi momok baru bagi dunia sepak bola Spanyol. Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah talenta muda seperti Lamine Yamal (FC Barcelona) dan Franco Mastantuono (Real Madrid) dilaporkan mengalami cedera serupa yang mengganggu performa mereka di lapangan.

Menurut laporan Cadena SER, FC Barcelona secara resmi mengumumkan bahwa Lamine Yamal mengalami kambuhnya cedera pubalgia dan harus menepi setidaknya dua pekan. Cedera ini telah memengaruhi mobilitas dan kekuatan tembak pemain berusia 18 tahun tersebut hingga dikabarkan menurun hingga 50 persen, seperti diungkap Barca Blaugranes.

Sementara itu, di kubu rival, Real Madrid juga mengonfirmasi bahwa Franco Mastantuono, bintang muda berusia 17 tahun, mengalami masalah serupa. Dilansir dari Managing Madrid, Mastantuono telah menjalani pemeriksaan medis yang memastikan adanya peradangan otot di area pangkal paha — diagnosis khas pubalgia yang membuatnya harus absen dari sesi latihan dan beberapa laga penting.

Kasus cedera ini menambah kekhawatiran di kalangan pelatih dan tim medis klub LaLiga. Menurut penelitian yang dimuat di PubMed, pubalgia merupakan salah satu cedera yang paling sering dialami pemain muda di Spanyol akibat padatnya jadwal latihan, intensitas tinggi pertandingan, dan tekanan fisik sejak usia dini.

Pubalgia sendiri merupakan cedera kronis pada otot pangkal paha atau perut bagian bawah, sering kali disebabkan oleh beban berlebih dan kurangnya waktu pemulihan. Gejala ini kerap diabaikan di awal, tetapi bisa berkembang menjadi masalah serius jika terus dipaksakan bermain — seperti yang dialami Yamal dan Mastantuono.

Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah evaluasi terhadap jadwal dan metode pelatihan akademi muda agar tidak menambah daftar panjang korban cedera serupa. Para ahli fisioterapi di Spanyol juga menyerukan pentingnya edukasi medis bagi klub dan pemain usia muda dalam mengelola kebugaran jangka panjang.

Dengan dua nama besar muda Spanyol kini masuk ruang perawatan, dunia sepak bola negeri Matador seakan dihadapkan pada peringatan dini: ambisi besar harus sejalan dengan perhatian terhadap kesehatan pemain muda. (ervin/red)

METROTODAY, MADRID – Fenomena cedera pubalgia kini menjadi momok baru bagi dunia sepak bola Spanyol. Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah talenta muda seperti Lamine Yamal (FC Barcelona) dan Franco Mastantuono (Real Madrid) dilaporkan mengalami cedera serupa yang mengganggu performa mereka di lapangan.

Menurut laporan Cadena SER, FC Barcelona secara resmi mengumumkan bahwa Lamine Yamal mengalami kambuhnya cedera pubalgia dan harus menepi setidaknya dua pekan. Cedera ini telah memengaruhi mobilitas dan kekuatan tembak pemain berusia 18 tahun tersebut hingga dikabarkan menurun hingga 50 persen, seperti diungkap Barca Blaugranes.

Sementara itu, di kubu rival, Real Madrid juga mengonfirmasi bahwa Franco Mastantuono, bintang muda berusia 17 tahun, mengalami masalah serupa. Dilansir dari Managing Madrid, Mastantuono telah menjalani pemeriksaan medis yang memastikan adanya peradangan otot di area pangkal paha — diagnosis khas pubalgia yang membuatnya harus absen dari sesi latihan dan beberapa laga penting.

Kasus cedera ini menambah kekhawatiran di kalangan pelatih dan tim medis klub LaLiga. Menurut penelitian yang dimuat di PubMed, pubalgia merupakan salah satu cedera yang paling sering dialami pemain muda di Spanyol akibat padatnya jadwal latihan, intensitas tinggi pertandingan, dan tekanan fisik sejak usia dini.

Pubalgia sendiri merupakan cedera kronis pada otot pangkal paha atau perut bagian bawah, sering kali disebabkan oleh beban berlebih dan kurangnya waktu pemulihan. Gejala ini kerap diabaikan di awal, tetapi bisa berkembang menjadi masalah serius jika terus dipaksakan bermain — seperti yang dialami Yamal dan Mastantuono.

Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah evaluasi terhadap jadwal dan metode pelatihan akademi muda agar tidak menambah daftar panjang korban cedera serupa. Para ahli fisioterapi di Spanyol juga menyerukan pentingnya edukasi medis bagi klub dan pemain usia muda dalam mengelola kebugaran jangka panjang.

Dengan dua nama besar muda Spanyol kini masuk ruang perawatan, dunia sepak bola negeri Matador seakan dihadapkan pada peringatan dini: ambisi besar harus sejalan dengan perhatian terhadap kesehatan pemain muda. (ervin/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait