METROTODAY, SIDOARJO – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
Hal itu ia sampaikan dalam orasi ilmiah pada peringatan Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (UNSRI) di Auditorium Kampus Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (3/11/2025).
Menurut Tito, visi Indonesia Emas 2045 bukan hanya perayaan seratus tahun kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi juga momentum strategis untuk menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara maju di dunia.
Ia menilai, arah pembangunan nasional yang terencana, stabilitas politik yang terjaga, serta peran aktif dunia pendidikan dapat menjadi kunci untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut.
“Dengan trajectory pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik yang baik, Indonesia akan melompat. Tahun 2040 sampai 2045 menjadi kekuatan ekonomi dominan nomor empat atau nomor lima terbesar di dunia,” ujar Tito dalam sambutannya.
Tito menjelaskan, keyakinannya itu bukan tanpa dasar. Sejumlah lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF), McKinsey, dan World Bank juga memprediksi bahwa Indonesia berpotensi menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia di pertengahan abad ini.
Namun, ia menegaskan bahwa kekuatan ekonomi tersebut hanya bisa tercapai apabila Indonesia memiliki SDM yang unggul, terdidik, dan produktif.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, sebanyak 17,13 persen penduduk Indonesia telah tergolong kelas menengah, sementara 49,22 persen lainnya berada dalam kategori menuju kelas menengah.
Bagi Tito, kondisi ini menunjukkan adanya potensi besar dalam membangun masyarakat yang berdaya saing tinggi dan mendukung ekonomi nasional yang berkelanjutan.
“Artinya ada harapan besar untuk kita menjadi negara maju yang didominasi oleh kelas menengah terdidik,” tambahnya.
Dalam orasinya, Tito juga menekankan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran vital dalam membentuk karakter dan kompetensi generasi muda Indonesia.
Ia mencontohkan transformasi besar yang terjadi di Tiongkok, di mana negara tersebut berhasil beralih dari status negara berkembang menjadi kekuatan ekonomi dunia berkat optimalisasi sumber daya manusianya.
“Kalau sumber daya manusianya hebat, sumber daya alamnya juga hebat, dikelola baik, maka kita akan melompat menjadi negara maju. Kuncinya adalah pendidikan. Untuk menjadi tenaga kerja yang unggul, maka angkatan kerja kita harus terdidik, terlatih, serta sehat,” tegas Tito.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa arah dunia saat ini tengah mengalami pergeseran paradigma global.
Dari pandangan realisme yang menitikberatkan pada kekuatan negara, kini bergeser ke paradigma liberalisme dan konstruktivisme yang mengedepankan aktor non-negara serta norma-norma internasional dalam membentuk tatanan global.
Pergeseran ini, menurutnya, menuntut dunia pendidikan agar mampu beradaptasi dengan perubahan dan menyiapkan generasi yang berpikir kritis, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan global.
Selain memberikan orasi ilmiah, Tito yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UNSRI, turut mengapresiasi peran Universitas Sriwijaya sebagai institusi pendidikan tinggi yang terus berkomitmen meningkatkan kualitas akademik dan riset.
Ia berharap, perguruan tinggi di Indonesia dapat menjadi pusat inovasi dan pengembangan pengetahuan yang mampu menjawab tantangan zaman serta mendorong lahirnya SDM unggul di berbagai sektor.
Acara Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya turut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Rektor UNSRI Taufiq Marwa, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah (Keuda) Kemendagri Agus Fatoni, Wali Kota Palembang Ratu Dewa, Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar, Bupati Musi Banyuasin M. Toha Tohet, sivitas akademika UNSRI, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Sumatera Selatan, serta para pejabat daerah dan tamu undangan lainnya. (amelia/red)

