METROTODAY, SIDOARJO – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mendorong terciptanya dunia kerja yang inklusif dan ramah disabilitas. Sebagai langkah konkret, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo menggelar Job Fair Inklusif 2025 untuk membuka peluang kerja yang setara bagi seluruh masyarakat, tanpa terkecuali.
Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, pada 21–22 Oktober 2025, di Gedung Serbaguna GOR Sidoarjo. Perusahaan-perusahaan yang berkomitmen terhadap inklusi sosial hadir pada event job fair.
Disnaker Sidoarjo menginisiasi Job Fair Inklusif 2025 untuk menekan angka pengangguran terbuka sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi kelompok rentan. Data Dinas Tenaga Kerja mencatat, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Sidoarjo berhasil menurun dari 8,05 persen pada 2023 menjadi 6,49 persen di tahun 2024, dan ditargetkan mencapai 5,40 persen pada 2025. Capaian itu menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja yang lebih luas dan berkeadilan.

“Teman Disabilitas, Ayo Rek! Melok o!” dipilih menjadi tagline kegiatan job fair sebagai ajakan bagi penyandang disabilitas untuk tidak ragu memanfaatkan kesempatan kerja yang terbuka luas. Pendaftaran dilakukan secara daring melalui situs resmi siapkerja.sidoarjokab.go.id. Gratis tanpa dipungut biaya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo Ainun Amalia S.Sos, menjelaskan, acara itu merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kelompok disabilitas yang selama ini kerap menghadapi keterbatasan akses kerja dan stigma sosial.
”Kami memberikan pembekalan kepada saudara-saudara kita penyandang disabilitas agar bisa mendapatkan peluang kerja yang sama seperti masyarakat lainnya, baik di sektor formal maupun informal. Tidak ada diskriminasi dalam hal ini. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa semua warga Sidoarjo memiliki kesempatan yang setara,” tegas Ainun.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, dari 326 lowongan kerja yang tersedia, sebanyak 100 posisi diikuti oleh 10 perusahaan yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Ainun menekankan pentingnya peran dunia usaha untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang mewajibkan 2 persen kuota bagi pekerja disabilitas di instansi pemerintah dan 1 persen di sektor swasta.
”Kami dorong terus agar setiap instansi dan perusahaan peduli terhadap penyandang disabilitas. Meskipun belum semua bisa memenuhi kuota yang diatur, kepedulian dan kemauan untuk merekrut teman-teman disabilitas sudah merupakan langkah nyata menuju dunia kerja yang inklusif,” tambahnya.
Selain membuka peluang kerja, Job Fair Inklusif 2025 juga menjadi sarana edukasi bagi perusahaan dalam mewujudkan lingkungan kerja ramah disabilitas. Disnaker Sidoarjo mendorong dunia usaha untuk mulai menyediakan fasilitas kerja yang adaptif serta menghapus stigma bahwa penyandang disabilitas tidak produktif.
Job Fair Inklusif 2025 tak pelak mendapat sambutan positif. Galih dan Gilang, misalnya. Dua pemuda asal Bluru, Sidoarjo, itu datang dengan harapan besar setelah mendengar informasi job fair melalui salah satu SMK di Sidoarjo.
”Ini kesempatan yang sangat berarti bagi kami karena selama ini sulit sekali untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kami,” ujar Galih. ”Kami berharap, acara seperti ini bisa semakin banyak dan menjangkau lebih banyak teman-teman difabel agar pengangguran di kalangan kami bisa berkurang,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo Abdillah Nasih mengapresiasi penyelenggaraan Job Fair Inklusif 2025. Menurutnya, event tersebut menjadi langkah awal penting menuju ekosistem ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan.
”Kami memberikan apresiasi luar biasa atas kegiatan ini. Job Fair Inklusif harus menjadi agenda rutin, bukan hanya sekali dua kali. Ke depan, kegiatan seperti ini perlu diperluas ke seluruh kecamatan dan diimbangi dengan pelatihan agar dunia kerja semakin siap menerima tenaga kerja disabilitas,” ujarnya.
Nasih juga berharap, kegiatan itu tidak hanya berfokus pada penempatan kerja, tetapi juga menjadi wadah untuk meningkatkan kompetensi dan kemandirian bagi para pencari kerja disabilitas. Dia menilai, pelatihan vokasi dan sertifikasi kompetensi menjadi hal penting agar para penyandang disabilitas dapat bersaing secara profesional di dunia kerja. (amel/elfira/mg)

