4 November 2025, 10:55 AM WIB

Side Hustle Jadi Budaya Baru Gen Z Cari Penghasilan Tambahan

METROTODAY, SIDOARJO – Fenomena side hustle atau pekerjaan sampingan kini menjadi budaya baru di kalangan Gen Z Indonesia. Generasi muda ini tak hanya mengandalkan pekerjaan utama, tetapi juga mencari sumber pendapatan tambahan demi kemandirian finansial dan pengembangan diri.

Tren ini semakin meningkat sejak 2024, terutama di tengah mudahnya akses teknologi digital seperti Media sosial seperti TikTok, Instagram, hingga LinkedIn yan kini dipenuhi kisah sukses anak muda yang menjalankan bisnis sampingan.

Banyak anak muda memanfaatkan media sosial, platform freelance, hingga toko online untuk menjalankan bisnis kecil seperti content creation, dropshipping, desain grafis, atau jasa digital marketing.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan data platform pekerjaan digital, lebih dari 60 persen pekerja muda usia 18–27 tahun kini memiliki side hustle.

Hal ini menunjukkan perubahan pola pikir bahwa bekerja bukan sekadar mencari penghasilan tetap, tetapi juga sarana eksplorasi minat dan peluang baru.

Side hustle juga dapat memberikan manfaat positif bagi mental karena Ketika seseorang merasa produktif dan bisa mengontrol keuangan sendiri, muncul rasa puas dan percaya diri yang berdampak baik bagi kesehatan mental.

Namun, di balik manfaatnya, tren ini juga membawa tantangan. Banyak Gen Z yang mengeluh kelelahan karena sulit membedakan antara waktu kerja dan waktu istirahat.

Kurangnya manajemen waktu bisa memicu burnout atau menurunkan produktivitas jangka panjang.

Agar tetap sehat dan seimbang, penting bagi Gen Z untuk menetapkan batas antara pekerjaan utama, side hustle, dan waktu pribadi. Buat jadwal kerja yang realistis, beri ruang untuk istirahat, dan jangan lupa menikmati hasil jerih payahmu.

Fenomena side hustle akhirnya menjadi cerminan semangat generasi muda yang adaptif, kreatif, dan berorientasi pada kebebasan finansial.

Bagi Gen Z, bekerja kini bukan sekadar kewajiban, tapi cara mengekspresikan jati diri dan mencapai makna hidup yang lebih luas. (ana sofiana/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Fenomena side hustle atau pekerjaan sampingan kini menjadi budaya baru di kalangan Gen Z Indonesia. Generasi muda ini tak hanya mengandalkan pekerjaan utama, tetapi juga mencari sumber pendapatan tambahan demi kemandirian finansial dan pengembangan diri.

Tren ini semakin meningkat sejak 2024, terutama di tengah mudahnya akses teknologi digital seperti Media sosial seperti TikTok, Instagram, hingga LinkedIn yan kini dipenuhi kisah sukses anak muda yang menjalankan bisnis sampingan.

Banyak anak muda memanfaatkan media sosial, platform freelance, hingga toko online untuk menjalankan bisnis kecil seperti content creation, dropshipping, desain grafis, atau jasa digital marketing.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan data platform pekerjaan digital, lebih dari 60 persen pekerja muda usia 18–27 tahun kini memiliki side hustle.

Hal ini menunjukkan perubahan pola pikir bahwa bekerja bukan sekadar mencari penghasilan tetap, tetapi juga sarana eksplorasi minat dan peluang baru.

Side hustle juga dapat memberikan manfaat positif bagi mental karena Ketika seseorang merasa produktif dan bisa mengontrol keuangan sendiri, muncul rasa puas dan percaya diri yang berdampak baik bagi kesehatan mental.

Namun, di balik manfaatnya, tren ini juga membawa tantangan. Banyak Gen Z yang mengeluh kelelahan karena sulit membedakan antara waktu kerja dan waktu istirahat.

Kurangnya manajemen waktu bisa memicu burnout atau menurunkan produktivitas jangka panjang.

Agar tetap sehat dan seimbang, penting bagi Gen Z untuk menetapkan batas antara pekerjaan utama, side hustle, dan waktu pribadi. Buat jadwal kerja yang realistis, beri ruang untuk istirahat, dan jangan lupa menikmati hasil jerih payahmu.

Fenomena side hustle akhirnya menjadi cerminan semangat generasi muda yang adaptif, kreatif, dan berorientasi pada kebebasan finansial.

Bagi Gen Z, bekerja kini bukan sekadar kewajiban, tapi cara mengekspresikan jati diri dan mencapai makna hidup yang lebih luas. (ana sofiana/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/