4 November 2025, 23:23 PM WIB

Pengolahan Sampah Surabaya Jadi Pilot Project Nasional

METROTODAY,SURABAYA – Pengolahan sampah di Surabaya menjadi proyek percontohan nasional agar daerah lain bisa mereplikasi. Bahkan, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) Benowo sudah mendapatkan rekomendasi dari Danantara dan kementerian terkait sebagai pilot project nasional.

Kemarin (6/10), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemani Bupati Bantul Abdul Halim Muslih melihat langsung kondisi PSEL tersebut. ”Pak Bupati ingin melihat sistem yang kami jalankan di Surabaya, untuk kemudian bisa direplikasi di Bantul,” ujar Eri.

Dia menyebut kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan kepala daerah di Danantara yang membahas teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik. ”Dalam forum itu, Surabaya ditetapkan sebagai kota percontohan nasional,” jelasnya.

PSEL Benowo menjadi bukti pengolahan sampah bisa berjalan efisien dengan skema tipping fee yang terukur. ”Kalau tidak menggunakan tipping fee, pengolahan tidak akan jalan. Namun, untuk daerah yang fiskalnya kecil, pembiayaan akan ditanggung Danantara,” jelasnya.

Eri juga ketua dewan pengurus APEKSI menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan skema pembiayaan bagi daerah yang menghasilkan sampah di atas 1.000 ton per hari. Namun, kota pahlawan yang memiliki pendapatan asli daerah mencapai 73 persen diminta tetap mengandalkan dana APBD.

”Kami sempat mengusulkan agar Surabaya juga di-cover, tapi karena dianggap fiskalnya kuat, Surabaya justru diminta jadi contoh dan membantu daerah lain,” paparnya.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, teknologi gasifikasi yang diterapkan di PSEL Benowo patut diadopsi oleh daerah lain. Biaya tipping fee di Surabaya juga lebih murah dibandingkan daerah lain.

”Di banyak daerah bisa mencapai Rp500–Rp600 ribu per ton. Di sini hanya Rp290 ribu per ton. Artinya, sistem Surabaya bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga hemat biaya,” tuturnya. (*)

METROTODAY,SURABAYA – Pengolahan sampah di Surabaya menjadi proyek percontohan nasional agar daerah lain bisa mereplikasi. Bahkan, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) Benowo sudah mendapatkan rekomendasi dari Danantara dan kementerian terkait sebagai pilot project nasional.

Kemarin (6/10), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemani Bupati Bantul Abdul Halim Muslih melihat langsung kondisi PSEL tersebut. ”Pak Bupati ingin melihat sistem yang kami jalankan di Surabaya, untuk kemudian bisa direplikasi di Bantul,” ujar Eri.

Dia menyebut kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan kepala daerah di Danantara yang membahas teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik. ”Dalam forum itu, Surabaya ditetapkan sebagai kota percontohan nasional,” jelasnya.

PSEL Benowo menjadi bukti pengolahan sampah bisa berjalan efisien dengan skema tipping fee yang terukur. ”Kalau tidak menggunakan tipping fee, pengolahan tidak akan jalan. Namun, untuk daerah yang fiskalnya kecil, pembiayaan akan ditanggung Danantara,” jelasnya.

Eri juga ketua dewan pengurus APEKSI menjelaskan bahwa pemerintah pusat telah menyiapkan skema pembiayaan bagi daerah yang menghasilkan sampah di atas 1.000 ton per hari. Namun, kota pahlawan yang memiliki pendapatan asli daerah mencapai 73 persen diminta tetap mengandalkan dana APBD.

”Kami sempat mengusulkan agar Surabaya juga di-cover, tapi karena dianggap fiskalnya kuat, Surabaya justru diminta jadi contoh dan membantu daerah lain,” paparnya.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, teknologi gasifikasi yang diterapkan di PSEL Benowo patut diadopsi oleh daerah lain. Biaya tipping fee di Surabaya juga lebih murah dibandingkan daerah lain.

”Di banyak daerah bisa mencapai Rp500–Rp600 ribu per ton. Di sini hanya Rp290 ribu per ton. Artinya, sistem Surabaya bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga hemat biaya,” tuturnya. (*)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/