METROTODAY, SIDOARJO – Dirjen Sains dan Teknologi (Saintek) Kemdiktisaintek, Ahmad Najib Burhani, menyatakan program Sekolah Garuda merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045.
“Mari kita wujudkan SMA Garuda Transformasi benar-benar sebagai sayap Garuda yang terbentang lebar. Sayap ini diharapkan mampu mengangkat generasi muda untuk terbang setinggi mungkin dan membawa bangsa menuju cita-cita Indonesia Emas 2045,” ujar Menteri Brian dalam penutupan arahannya, Kamis (18/9/ 2025)
Pengenalan Sekolah Garuda akan digelar perdana pada Rabu, 8 Oktober 2025 secara serentak di 16 lokasi di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 12 lokasi merupakan Sekolah Garuda Transformasi, sementara empat lainnya berada di lahan pembangunan Sekolah Garuda Baru yang rencananya akan mulai beroperasi tahun ajaran 2026/2027.
Acara bertajuk “Mengenal Sekolah Garuda: Harapan Baru Pendidikan Unggul” ini dijadwalkan berlangsung pukul 08.00–10.00 WIB, Wita, dan Wit. Informasi kegiatan telah diumumkan melalui akun Instagram resmi @sekolahgaruda.ri dan @kemdiktisaintek.ri.
Sekolah Garuda Transformasi sendiri merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digagas Presiden RI melalui Sekolah Garuda. Berbeda dengan Sekolah Garuda Baru yang dibangun dari awal, Sekolah Garuda Transformasi hadir sebagai penguatan bagi SMA yang sudah ada. Tujuannya adalah mengoptimalkan potensi siswa dalam pendidikan prauniversitas agar siap bersaing masuk ke perguruan tinggi terbaik dunia.
Daftar sekolah yang masuk dalam kategori ini antara lain: SMAN 10 Fajar Harapan (Banda Aceh), SMAS Unggul Del (Sumatera Utara), MAN IC OKI (Sumatera Selatan), SMANU MH Thamrin (Jakarta), SMA Cahaya Rancamaya (Bogor), SMA Pradita Dirgantara (Boyolali), SMA Taruna Nusantara (Magelang), SMA Banua Kalsel (Banjar), SMAN Siwalima (Ambon), SMAN 10 Samarinda, MAN IC Gorontalo (Bone Bolango), dan SMA Averos (Sorong).
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menjelaskan bahwa sekolah-sekolah ini tetap mengelola penerimaan siswa baru sesuai mekanisme masing-masing. Sebagai contoh, SMA Taruna Nusantara pada penerimaan 2026 akan memberikan beasiswa penuh kepada seluruh siswanya.
Selain transformasi, pemerintah juga menyiapkan pembangunan Sekolah Garuda Baru di empat wilayah, yaitu Belitung Timur (Bangka Belitung), Timor Tengah Selatan (NTT), Konawe (Sulawesi Tenggara), dan Bulungan (Kalimantan Utara). Seleksi penerimaan akan dilakukan terpusat oleh pemerintah dengan skema 80 persen beasiswa dan 20 persen berbayar bagi siswa dari keluarga mampu.
Stella menegaskan, model pembiayaan ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif sekaligus memastikan penggunaan anggaran negara lebih efisien. “Kami ingin agar anak dari berbagai latar belakang ekonomi bisa berinteraksi, saling memahami, dan belajar bersama,” jelasnya.
Berdasarkan peta jalan 2025–2029, pemerintah menargetkan berdirinya 80 Sekolah Garuda Transformasi hingga tahun 2029. Selain itu, program ini juga diharapkan memberi pengimbasan pada 680 SMA/MA di daerah masing-masing agar standar mutu pendidikan semakin merata di seluruh Indonesia. (ana sofiana/red)

