30 September 2025, 11:40 AM WIB

Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk, Satu Santri Tewas dan Puluhan Luka, Bupati Subandi Sampaikan Duka Mendalam

METROTODAY, SIDOARJO – Musibah menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Bangunan musala setinggi tiga lantai di kompleks ponpes itu ambruk pada Senin sore (29/9).

Seorang santri meninggal dunia, sementara puluhan lainnya luka-luka dan masih ada yang terjebak di bawah reruntuhan.

Bupati Sidoarjo Subandi langsung turun ke lokasi. Dengan wajah sedih, ia menyampaikan duka mendalam.

“Kami sampaikan duka mendalam. Kami pastikan pencarian dan evakuasi santri yang menjadi korban akan dilakukan sampai tuntas,” tegas Subandi.

Peristiwa nahas itu terjadi usai para santri melaksanakan salat Ashar berjamaah. Gedung musala terasa bergetar hebat, bergoyang seakan diterjang gempa.

Sekejap kemudian, beton patah, dinding runtuh, dan puing-puing menimpa para santri. Saat itu, ratusan santri tengah berada di area ponpes, tidak jauh dari lokasi kejadian.

Hingga tadi pagi, tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih berjibaku mengevakuasi korban. Beberapa santri dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan.

Petugas mengerahkan alat berat dan peralatan manual. Ambulans siaga untuk membawa korban ke rumah sakit rujukan.

Penyebab pasti ambruknya bangunan belum diketahui. Polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Alat berat belum bisa maksimal bekerja. Sebagian anak-anak sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi masih ada yang terjebak di bawah reruntuhan. Ada yang menangis,” ungkap Subandi dengan suara bergetar.

Jumlah pasti korban masih menunggu hasil evakuasi. Pemkab Sidoarjo mengimbau agar masyarakat lebih disiplin dalam mendirikan bangunan.

“Semua pembangunan wajib dilengkapi izin. Kalau tidak, akan kita hentikan. Kita tidak ingin musibah ini terulang kembali,” tegas Subandi.

Proses evakuasi sendiri masih terus berlangsung hingga pagi ini. (*)

METROTODAY, SIDOARJO – Musibah menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Bangunan musala setinggi tiga lantai di kompleks ponpes itu ambruk pada Senin sore (29/9).

Seorang santri meninggal dunia, sementara puluhan lainnya luka-luka dan masih ada yang terjebak di bawah reruntuhan.

Bupati Sidoarjo Subandi langsung turun ke lokasi. Dengan wajah sedih, ia menyampaikan duka mendalam.

“Kami sampaikan duka mendalam. Kami pastikan pencarian dan evakuasi santri yang menjadi korban akan dilakukan sampai tuntas,” tegas Subandi.

Peristiwa nahas itu terjadi usai para santri melaksanakan salat Ashar berjamaah. Gedung musala terasa bergetar hebat, bergoyang seakan diterjang gempa.

Sekejap kemudian, beton patah, dinding runtuh, dan puing-puing menimpa para santri. Saat itu, ratusan santri tengah berada di area ponpes, tidak jauh dari lokasi kejadian.

Hingga tadi pagi, tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih berjibaku mengevakuasi korban. Beberapa santri dilaporkan masih terjebak di bawah reruntuhan.

Petugas mengerahkan alat berat dan peralatan manual. Ambulans siaga untuk membawa korban ke rumah sakit rujukan.

Penyebab pasti ambruknya bangunan belum diketahui. Polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Alat berat belum bisa maksimal bekerja. Sebagian anak-anak sudah dibawa ke rumah sakit. Tapi masih ada yang terjebak di bawah reruntuhan. Ada yang menangis,” ungkap Subandi dengan suara bergetar.

Jumlah pasti korban masih menunggu hasil evakuasi. Pemkab Sidoarjo mengimbau agar masyarakat lebih disiplin dalam mendirikan bangunan.

“Semua pembangunan wajib dilengkapi izin. Kalau tidak, akan kita hentikan. Kita tidak ingin musibah ini terulang kembali,” tegas Subandi.

Proses evakuasi sendiri masih terus berlangsung hingga pagi ini. (*)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/