Mahasiswa saat menggunakan visualisasi futuristik dengan melihat kawasan perkotaan Surabaya dan Bangkok melalui teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). (Foto: Istimewa)
METROTODAY, SURABAYA – Architecture Petra Christian University (PCU) berkolaborasi dengan Silpakorn University, Thailand, menggelar pameran Projecting Cities Surabaya and Bangkok di Gallery Gedung J, Kampus PCU.
Pameran ini menyajikan visualisasi futuristik kawasan perkotaan Surabaya dan Bangkok melalui teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), memberikan pengalaman imersif bagi pengunjung.
Pengunjung dapat merasakan sensasi melihat kawasan Gubeng, Surabaya, 30 tahun mendatang melalui aplikasi AR di smartphone.
Pameran ini merupakan puncak dari kolaborasi selama satu semester antara Program Studi Arsitektur PCU dan Silpakorn University.
Sejak Juli 2025, sebanyak 71 mahasiswa Arsitektur PCU dan 40 mahasiswa Silpakorn University bekerja sama membuat maket kota Surabaya berukuran 3×2 meter untuk kawasan Gubeng, serta maket Bangkok berukuran 1×2 meter untuk kawasan Wongwian Yai, Khlong Ton Sai.
Menurut Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan PCU, Rully Damayanti, kolaborasi ini berfokus pada konsep kota berkelanjutan.
“Setiap tahunnya, kami menghadirkan hal baru. Pengunjung dapat memindai QR Code untuk merasakan suasana yang berbeda,” ujarnya, Rabu (12/11).
Ia menjelaskan kawasan Surabaya yang dipilih memiliki potensi besar sebagai kawasan kesehatan dan komersial, apalagi dengan adanya rencana pembangunan LRT di Kali Mas. “Ide desain ini diharapkan dapat menjadi referensi,” imbuhnya.
Melalui visualisasi VR, pengunjung dapat berjalan-jalan di tepi Sungai Kalimas yang telah direvitalisasi dan melihat konsep walkable city, city that cares, dan 15 minutes city.
“Total ada tujuh desain masterplan dengan 72 maket bangunan, yang mencakup hunian, komersial, fasilitas kesehatan, dan ruang terbuka hijau,” jelas Rully.
Karya-karya ini dilombakan secara hybrid dengan melibatkan juri internasional dari Chulalongkorn University, Tunghai University, dan alumni PCU.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari mata kuliah Studio Merancang 7 (PCU) dan semester 8 (Silpakorn University), dengan durasi 16 minggu.
Meskipun menghadapi tantangan seperti gempa di Bangkok dan demonstrasi di Surabaya, kolaborasi ini membuktikan komitmen kedua kampus dalam mendidik arsitek masa depan yang global, kreatif, dan berbasis teknologi.
“Harapannya, kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi arsitektur masa depan. Kami mempersiapkan arsitek yang cakap lintas negara dan mahir dalam memanfaatkan AI untuk memvisualisasikan image yang dibayangkan,” harapnya.
Pameran ini menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk menampilkan visualisasi futuristik kawasan perkotaan Surabaya dan Bangkok melalui teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). (ahm)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.