Para siswa berkumpul di halaman sekolah SMPN 9, Selasa (28/10) untuk menulis opini bersama sebagai bentuk penguatan literasi di Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda. (Foto: Ahmad/Metrotoday)
METROTODAY, SURABAYA – Ratusan siswa di Surabaya memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda dengan berbagai cara, salah satunya melalui kegiatan menulis opini bersama yang diadakan di SMPN 9 Surabaya. Kegiatan ini melibatkan tidak hanya siswa reguler, tetapi juga siswa berkebutuhan khusus.
Nanda Dwi, guru SMPN 9 Surabaya, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya. “Tahun kemarin kami membiasakan anak-anak membaca media massa. Tahun ini, kami mengajak mereka menulis opini secara bersama-sama untuk menyampaikan pendapat mereka sebagai Generasi Z,” jelasnya, Selasa (28/10).
Lebih lanjut ia menjelaskan opini yang mereka tulis tidak hanya berisi pendapat pribadi, tetapi juga harus berdasarkan fakta. Mereka menulis opini dengan tema, yaitu dampak game bagi pelajar, isu lingkungan, ramah anak, dan anti-bullying. Sebelumnya, para siswa telah mengikuti workshop penulisan yang dipandu oleh guru bahasa Indonesia.
“Opini-opini ini nantinya akan kami bukukan setiap tahun sebagai sebuah karya. Untuk tahun ini, kami akan menghasilkan buku opini siswa yang sesuai dengan ketentuan pembuatan opini,” jelasnya.
Siswa yang mengikuti menulis opini bersama sebanyak 960 orang dari kelas VII, VIII dan IX. Para siswa menulis opini menggunakan handphone karena dianggap lebih cepat daripada menulis dengan bolpoin dan kertas.
“Kami juga memberikan pilihan kepada siswa untuk menulis di kertas atau di handphone. Mayoritas memilih handphone karena lebih cepat, sekaligus mengurangi penggunaan kertas sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan,” jelasnya.
Nanda juga menambahkan bahwa siswa berkebutuhan khusus lebih mudah memahami materi melalui gambar. “Kami mendukung pemahaman mereka dengan memberikan tulisan dan gambar,” ungkapnya.
Siswa kelas VIII, Anari Shafiya Zawalia, mengaku baru pertama kali menulis opini. Bahkan ia tampak senang bisa menuliskan opini tentang segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
“Tidak ada kesulitan karena sudah ada pembekalan. Seru membuat opini karena bisa mengeluarkan uneg-uneg diri sendiri,” katanya. Ia juga menyampaikan pesan di Hari Sumpah Pemuda untuk menjunjung tinggi bahasa sebagai persatuan Indonesia.
Kepala SMPN 9 Surabaya, Hanifah, menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan literasi di kalangan siswa. Ia juga mengakui anak-anak sekarang suka gadget, sehingga selaku pendidik harus memfasilitasi dengan pembiasaan literasi.
“Jadi kami berusaha agar mereka bisa menulis. Pembiasaan literasi dilakukan oleh duta literasi kami. Kami berupaya mengembangkan minat baca anak-anak dan memfasilitasi mereka. Ada juga kegiatan mendongeng untuk membangun komunikasi,” pungkasnya. (ahm)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.