Categories: Surabaya

Ahli Way Kambas dan BBKSDA Sebut Tindakan Pawang Gajah Rocky di KBS Bukan Eksploitasi

METROTODAY, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengumumkan hasil resmi pemeriksaan terkait polemik dugaan penunggangan Gajah Rocky Bolboa di Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Hasil audit yang melibatkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan ahli dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menyimpulkan bahwa tindakan pawang (mahout) tersebut bukan eksploitasi, melainkan upaya penenangan satwa.

Eri menjelaskan bahwa pengumuman ini ditetapkan setelah adanya validasi resmi dari pakar. “Kami telah menginstruksikan Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan pada KBS. Selain itu, saya tidak berhak menyampaikan hasil pemeriksaan satwa secara langsung karena saya bukan ahlinya. Kredibilitas informasi harus dijaga, maka kami mengundang BBKSDA dan ahli mahout dari Way Kambas untuk memeriksa langsung,” jelas Eri, Jumat (17/10).

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari Way Kambas dan BBKSDA, insiden yang terekam di media sosial terjadi ketika Gajah Rocky dikenalkan pada lingkungan barunya dan menunjukkan reaksi ketidaktenangan.

“Pihak ahli menyampaikan bahwa kejadian di video viral adalah upaya penenangan satwa. Mahout naik ke punggung gajah sambil mengelus untuk menstabilkan satwa, lalu segera turun setelah gajah kembali tenang. Ini bukanlah panunggangan rutin atau pelatihan beban,” imbuhnya.

Wali Kota Eri memaparkan bahwa pemeriksaan komprehensif oleh tim ahli menghasilkan temuan dan rekomendasi penting. Dalam aspek pelatihan, Way Kambas memberikan panduan bahwa gajah dapat diperkenalkan pada mahout dan lingkungannya sejak usia dini. Pelatihan dasar dapat dimulai pada usia 3-4 bulan.

Pada aspek kesehatan dan lingkungan, BBKSDA menyimpulkan Gajah Rocky berada dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda stres atau perubahan perilaku pasca kejadian.

“Manajemen KBS disarankan agar perawatan gajah dilakukan oleh mahout yang konsisten dan tidak berganti-ganti orang, untuk membangun ikatan emosional yang kuat dengan satwa. Kemudian, untuk proses pengenalan lingkungan, disarankan agar dilakukan di tempat tertutup terlebih dahulu guna meminimalisir risiko gajah terkejut (stres) saat berhadapan dengan keramaian terbuka,” terangnya.

Berdasarkan seluruh hasil pemeriksaan yang telah disimpulkan oleh BBKSDA dan Way Kambas, Wali Kota Eri menegaskan kesimpulan akhir bahwa tidak ditemukan adanya eksploitasi satwa, latihan beban, maupun kekerasan.

“Semua tindakan adalah bagian dari penanganan satwa. Tindakan yang dilakukan mahout di KBS dikategorikan sebagai upaya menstabilkan satwa, yang sejalan dengan prinsip Animal Welfare,” pungkasnya. (ahm)

Jay Wijayanto

Recent Posts

Gubernur Aceh Mualem Terima Tim Relawan Unesa: Bantuan Kesehatan, Psikososial, dan Beasiswa Korban Banjir

Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…

11 minutes ago

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

1 day ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

1 day ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

1 day ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

1 day ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

1 day ago

This website uses cookies.