Dinding viaduk Gubeng Surabaya tampak lebih indah dengan gambar yang dibuat oleh komunitas mural. (Foto: Istimewa)
METROTODAY, SURABAYA – Pemkot Surabaya mengambil langkah kreatif untuk mengatasi aksi vandalisme yang marak terjadi di ruang publik, terutama mencoret-coret (vandalisme) dinding bangunan dan fasilitas umum.
Aksi corat-coret liar ini dinilai dapat merusak keindahan kota dan mengganggu estetika lingkungan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M. Fikser, mengatakan pihaknya menerima sejumlah laporan terkait aksi vandalisme di sejumlah titik.
Salah satu lokasi yang menjadi sorotan adalah akses jembatan di Jalan Gubeng Pojok, yang belakangan dipenuhi coretan tidak beraturan.
“Pemerintah kota mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi vandalisme dengan mencorat-coret bangunan. Itu terjadi di akses jembatan di Jalan Gubeng Pojok. Aksi corat-coret ini juga ditemui di beberapa bangunan di sejumlah tempat lainnya,” kata M Fikser, Selasa (7/10).
Menurut Fikser, aksi vandalisme tidak hanya menurunkan nilai estetika kota, tetapi juga dapat mencoreng citra Surabaya sebagai kota yang dikenal bersih, rapi, dan ramah lingkungan.
Coretan liar yang muncul di dinding fasilitas publik kerap mengandung kata-kata tidak pantas dan sulit dibersihkan.
“Aksi vandalisme ini menyebabkan estetika kota tidak bagus. Kita ingin semua ruang publik di Surabaya tertata dan nyaman dipandang oleh siapa pun yang melintas,” tutur Fikser.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkot Surabaya tidak hanya melakukan penertiban, tetapi juga mengedepankan pendekatan kreatif.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng komunitas mural untuk mempercantik dinding dan bangunan yang sebelumnya menjadi sasaran vandalisme.
“Pemkot Surabaya menggandeng komunitas mural untuk mempercantik bangunan-bangunan yang menjadi lokasi vandalisme,” jelas Fikser.
Menurut Fikser, kerja sama dengan komunitas mural tidak hanya bertujuan memperindah kota, tetapi juga membuka ruang ekspresi bagi anak muda untuk menyalurkan kreativitasnya secara tepat dan legal.
“Dengan pendekatan seperti ini, kita tidak hanya membersihkan, tetapi juga membangun kesadaran bersama bahwa ruang publik adalah milik semua, dan harus dijaga bersama,” kata Fikser.
Fikser juga mengajak masyarakat untuk aktif melapor jika menemukan tindakan vandalisme di lingkungannya. Laporan dapat disampaikan melalui aplikasi WargaKu atau Command Center (CC) 112.
“Partisipasi masyarakat sangat penting. Kita ingin wujudkan kota yang indah, aman, dan nyaman bagi semua,” pungkasnya. (ahm)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.