Categories: Surabaya

Jadi Percontohan Nasional, Pemutakhiran DTSEN Surabaya Ditarget Tuntas Oktober 2025

METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai melakukan pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Pemutakhiran DTSEN itu sudah dimulai Rabu (1/10) dan ditargetkan sudah beres pada 31 Oktober mendatang.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pemutakhiran DTSEN dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya. Untuk mengumpulkan data, pemkot juga menggandeng Kader Surabaya Hebat (KSH) yang telah lulus seleksi pelatihan pemutakhiran data.

“Semuanya turun bareng, ada pegawai kita, ada BPS juga, dan kader (KSH) yang sudah lulus sertifikasi,” kata Wali Kota Eri saat ditemui di DPRD Surabaya, Selasa (30/9).

Wali Kota Eri menargetkan, DTSEN Surabaya akan padan seluruhnya pada Oktober 2025. Sebab, ia menyebutkan, DTSEN Surabaya akan dijadikan percontohan nasional. “Oktober ini selesai. Karena kita dibuat percontohan nasional,” ujarnya.

Sebelumnya, Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Surabaya, M. Fikser, menegaskan pentingnya program DTSEN ini sebagai fondasi kebijakan yang akurat. “DTSEN adalah program strategis pemerintah untuk menyatukan data kependudukan dan sosial ekonomi warga dengan mencocokkannya menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK),” kata Fikser.

Fikser menjelaskan, tujuan utama pemutakhiran data ini ada tiga. Pertama, menciptakan Satu Data untuk semua program, memastikan pemerintah hanya memiliki satu sumber data yang sama untuk semua kebijakan, mulai dari subsidi hingga perlindungan sosial.

Kedua, menjamin program tepat sasaran. Pemutakhiran ini sangat penting karena kondisi keluarga itu dinamis. “Tanpa data terbaru, bantuan sosial akan berisiko salah sasaran. Ini adalah upaya kami meminimalisir inclusion error dan exclusion error,” sebutnya.

Sedangkan ketiga, data yang mutakhir akan mendukung perencanaan lebih baik bagi pembangunan jangka panjang. “Khususnya dalam merancang intervensi di sektor kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan berbasis bukti (evidence-based),” pungkasnya. (*)

 

 

Anton Hadiyanto

Recent Posts

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

20 hours ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

20 hours ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

24 hours ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

24 hours ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

1 day ago

Tim Gabungan Unair Bantu Operasi Korban Banjir di RSUD Aceh Tamiang, Begini Langkahnya

Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…

1 day ago

This website uses cookies.