Categories: Surabaya

BMKG Tanjung Perak Perkirakan Banjir Rob Terjadi di Surabaya pada Akhir Juli-Agustus

METROTODAY, SURABAYA – Surabaya diprediksi kembali berpotensi mengalami banjir rob di kawasan pesisir. BAdan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak Surabaya memperkirakan terjadinya banjir rob pada akhir Juli hingga Agustus mendatang.

Fenomena ini dipicu oleh pengaruh gravitasi bulan yang menyebabkan pasang air laut maksimum, berpotensi meluber ke daratan.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa pasang air laut maksimum di wilayah pesisir diperkirakan akan terjadi lagi akhir Juli hingga Agustus.

“Ini dipicu oleh fase bulan baru atau new moon, yang menyebabkan air laut mengalami pasang maksimum,” kata Ady, Minggu (27/7).

Ia menambahkan bahwa dalam setahun, rob bisa terjadi lebih dari dua kali, terutama karena tipikal Surabaya yang lebih intens mengalami fenomena ini pada Mei- Agustus.

“Setahun bisa lebih dari dua kali kalau di Surabaya (Rob, Red),” ujarnya. Banjir rob tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menyebabkan kemacetan terutama di Jalan Raya Kalianak, jalur utama Surabaya-Gresik yang kerap digenangi banjir rob.

Apalagi potensi banjir rob diperparah oleh pasang maksimum dan hujan lebat.  “Kalau dibarengi hujan, banjir rob nya cukup tinggi. Ketinggian gelombang bisa mencapai 2,5 hingga 4 meter,” terang Ady.

Selain ancaman rob, Surabaya juga akan menghadapi cuaca panas. Ady mengaku bahwa suhu panas akan terasa signifikan di bulan Oktober. Hal ini disebabkan oleh gerak semu matahari.

“September memasuki khatulistiwa dan Oktober memasuki wilayah Surabaya, sehingga terjadi matahari tepat di atas Surabaya yang menyebabkan panas,” jelasnya.

Meskipun masih dalam musim kemarau, beberapa wilayah Surabaya belakangan ini sudah diguyur hujan, kerap diiringi petir. Namun, Ady menegaskan bahwa hujan tersebut belum menandai dimulainya musim hujan secara resmi.

“Saat ini sudah turun hujan biasanya diiringi dengan petir karena tidak masuk musim hujan, karena tidak memenuhi kriteria dari BMKG,” ujarnya.

Ia memperkirakan bahwa hujan sesekali masih akan terjadi di bulan Oktober, sebelum memasuki masa transisi pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan yang diperkirakan akan dimulai pada pertengahan November.

“Kemungkinan musim penghujan akan terjadi di pertengahan atau akhir November mendatang,” pungkasnya. (ahm)

Jay Wijayanto

Recent Posts

Gubernur Aceh Mualem Terima Tim Relawan Unesa: Bantuan Kesehatan, Psikososial, dan Beasiswa Korban Banjir

Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…

8 hours ago

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

1 day ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

1 day ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

1 day ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

1 day ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

2 days ago

This website uses cookies.