Categories: Surabaya

Darurat Kesehatan Mental! RS Menur Surabaya Penuh Sesak, Pasien Gangguan Jiwa Melonjak Imbas Judi Online, BOR Tembus 100 Persen

METROTODAY, SURABAYA – Lonjakan pasien dengan gangguan kejiwaan di Rumah Sakit Menur Provinsi Jawa Timur, Surabaya, menjadi alarm serius bagi kondisi kesehatan mental masyarakat.

Rumah sakit yang sebelumnya dikenal sebagai RS Jiwa Menur itu kini menghadapi keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) hingga menyentuh angka 100 persen.

Direktur Utama RS Menur, drg. Vitria Dewi, mengungkapkan bahwa dari total 390 tempat tidur, sebanyak 372 dialokasikan khusus untuk pasien gangguan jiwa.

“Dan 372 bed untuk pasien penyakit jiwa itu sudah penuh,” jelasnya pada Minggu (20/7).

Kondisi ini menunjukkan bahwa dominasi kasus kejiwaan masih menjadi tantangan utama di rumah sakit tersebut.

Berdasarkan pemantauan harian, BOR di berbagai ruangan bisa mencapai antara 93 persen hingga 100 persen.

“Misalnya ruangan A kapasitasnya 80, sekarang pasiennya sudah 79. Kita pantau setiap hari,” ujar Vitria.

Tak hanya dari Surabaya, pasien datang dari berbagai kota di Jawa Timur. Bahkan, tren terbaru menunjukkan peningkatan signifikan pasien gangguan jiwa akibat kecanduan judi online (judol).

BOR atau daya tampung pasien di RS Menur sudah mencapai 100 persen. Mayoritas yang dirawat mengalami gangguan jiwa. (Foto: Istimewa)

Hingga April 2025, RS Menur mencatat 51 pasien terkait judol, terdiri dari 35 pasien rawat jalan dan 16 pasien rawat inap serta IGD.

Jika ditambah dengan pasien rehabilitasi Napza yang juga mengalami kecanduan judol, totalnya mencapai 74 pasien. Jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat dari tahun lalu.

Fenomena ini menggarisbawahi dampak serius judol terhadap kesehatan mental masyarakat.

“Kalau melihat banyaknya pasien penyakit jiwa, maka sehat jiwa itu penting dan harus,” tegas drg. Vitria.

Meski begitu, RS Menur juga telah memperluas layanan untuk pasien umum. Sejumlah pasien kini ditangani untuk kasus ortopedi, jantung, penyakit dalam, hingga persalinan.

“Yang pasien rujukan umum juga sudah ada dan sudah berjalan,” tambahnya.

Transformasi nama dari RS Jiwa menjadi RS Menur Provinsi Jawa Timur juga merupakan upaya menghapus stigma negatif terhadap pasien gangguan kejiwaan.

“Kami tidak menghilangkan layanan jiwanya, tapi menghilangkan stigma ‘jiwa’ itu agar masyarakat lebih terbuka,” pungkas drg. Vitria. (ahm)

Jay Wijayanto

Recent Posts

Gubernur Aceh Mualem Terima Tim Relawan Unesa: Bantuan Kesehatan, Psikososial, dan Beasiswa Korban Banjir

Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…

1 minute ago

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

1 day ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

1 day ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

1 day ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

1 day ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

1 day ago

This website uses cookies.