Petugas Damkar Surabaya saat memotong rambut AM, warga Pandugo yang diduga menderita ODGJ. (Foto: Istimewa/DPKP Surabaya)
SURABAYA – Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Pos Kalirungkut belum lama ini dihebohkan dengan sebuah permintaan yang nyeleneh dan sempat viral. Bukan untuk memadamkan api atau mengevakuasi korban, melainkan untuk memotong rambut.
Sosok di balik permintaan unik ini adalah AM, 37, seorang pria yang diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ). AM warga Pandugo, Surabaya. Ia datang bersama ibunya dengan satu keinginan aneh yakni rambutnya minta dipotong oleh petugas pemadam kebakaran Surabaya.
Kedatangan AM yang berambut gondrong sontak membuat bingung para petugas yang sedang berjaga. Namun, setelah sang ibu menjelaskan situasinya, barulah para petugas memahami.
Menurut penuturan sang ibu, AM selalu memberontak, menolak, bahkan lari setiap kali diajak potong rambut ke tukang cukur atau barbershop. Anehnya, satu-satunya pihak yang ia percaya untuk memotong rambutnya hanyalah petugas Damkar.
“Tiap diminta untuk potong rambut selalu nolak. Bahkan kata ibunya pernah diajak ke tukang cukur malah lari. Akhirnya ibunya datang ke kami untuk minta tolong memotong rambut anaknya,” terang Komandan Regu 1 Pos Kalirungkut DPKP Kota Surabaya, Taufik Hidayat, Selasa (15/7) lalu.
Beruntung, di antara petugas yang bertugas saat itu, ada yang memiliki keahlian memotong rambut. Tanpa ragu, mereka sigap melaksanakan tugas tak terduga ini.
Selama proses potong rambut berlangsung, AM tampak tenang dan diam, seolah menikmati setiap guntingan yang perlahan mengubah rambutnya menjadi cepak dan pendek, persis seperti gaya personel Damkar yang ia inginkan.
Lebih mengejutkan lagi, Taufik mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama AM mendatangi Pos Damkar Kalirungkut dengan permintaan tak lazim.
“Ini gak pertama kali, tapi beberapa waktu sebelumnya, orang ini juga pernah meminta bantuan untuk memotong cincin di kelima jarinya,” ungkapnya.
Kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa peran petugas pemadam kebakaran tak hanya terbatas pada pemadaman api atau penyelamatan bencana. Mereka juga menjadi tempat bagi masyarakat mencari bantuan dalam situasi yang tak terduga, bahkan yang paling personal sekalipun.
“Ya kami siap membantu selama itu berhubungan dengan keselamatan dan yang relevan yang bisa kami lakukan untuk masyarakat,” pungkas Taufik, menunjukkan dedikasi para pahlawan tanpa tanda jasa ini dalam melayani masyarakat, dalam segala bentuknya. (ahm)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.