28.8 C
Surabaya
13 July 2025, 22:05 PM WIB

Dari Pelatihan Pengelolaan Sampah Kolaborasi ‘Aisyiyah dan DLHK Sidoarjo: Pilih Keluar Duit Ratusan Ribu atau Ingin Lebih Bermanfaat Menjadi Warga

METROTODAY, SIDOARJO – Pelatihan pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo yang berkolaborasi dengan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sidoarjo memberikan gambaran bahwa kesadaran terhadap lingkungan harus segera dibangkitkan. Sebab, sampah bisa dimanfaatkan menjadi beragam barang bermanfaat.

Maklum, ketidakpedulian warga terhadap sampah bisa mengubah perilaku hidup kita semua. ’’Untuk disampaikan ke istri, anak, anak didik bahwa hidup itu harus mengelola sampah, karena jika sudah besar mengubah perilaku itu sudah susah,” kata Edi Sulaksono, perwakilan dari DLHK Sidoarjo dalam pelatihan yang berlangsung di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Sampah yang dihasilkan sehari-hari, lanjut Edi, berdampak terhadap membengkaknya pengeluaran di rumah tangga. Mungkin, semua membayangkan bahwa uang yang dibayarkan untuk pengangkutan sampah tidak seberapa. Namun, jika ditotal selama sekian tahun, nilainya cukup besar.

Edi menggambarkan tiap jiwa menghasilkan 0,54 kg sampah. Jika dalam 1 KK terdapat 4 jiwa, maka dalam sehari menghasilkan sekitar 2 kg sampah. Dalam sebulan, menghasilkan 60 kg sampah.

Apabila pembuangan 1 kg sampah dihargai Rp 500, dalam sebulan biaya yang harus dibayar Rp 30 ribu. Sehingga, dalam setahun satu kepala keluarga harus mengalokasikan Rp 360 ribu.

Edi menambahkan, sebenarnya Pemkab Sidoarjo sudah berusaha keras menekan volume sampah. DLHK juga berusaha keras menaikkan indeks kepuasan masyarakat. Dari semula 91 persen menjadi 85 persen. ”Ini menunjukkan bahwa kinerja DLHK Sidoarjo didukung oleh masyarakat,” katanya.

Dia berharap masyarakat tidak hanya bergantung pada kualitas pelayanan. Namun, harus tumbuh kesadaran bahwa sampah adalah problem bersama yang harus juga diatasi bersama.

Emir Firdaus, anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, menyampaikan bahwa dalam mars ‘Aisyiyah ada salah satu lirik yang menyebutkan wahai warga ‘Aisyiyah sejati, sadarlah akan kewajiban suci. Lalu dilanjutkan dengan membina harkat kaum wanita menjadi tiang utama negara. Dalam lirik lain juga disebutkan makna ajaran Islam berupa di telapak kakimu terbentang surga. ”Jadi, menurut saya ada tugas suci warga ‘Aisyiyah untuk menyelamatkan bangsa melalui pengelolaan sampah,” katanya.

Warga ‘Asyiyah, terang Emir, harus membenihkan dan membiasakan kebiasaan baik, yakni reduce, reuse, recycle (3R). Saat ini, di Sidoarjo ada 202 TPS 3R sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012. Nah, dengan kesadaran warga ‘Aisyiyah, timbunan sampah di Sidoarjo akan banyak berkurang.

Kebiasaan daur ulang sampah dengan harapan untuk mengurangi timbunan juga bisa dibilang memacu kreativitas warga. Itu pula yang diterangkan Indah Yuliati, perwakilan DLHK yang lain. ’’Sampah anorganik plastik bisa disulap menjadi vas bunga bermacam-macam bentuk, berbagai sabun dari limbah jelantah, dan lain sebagainya,” terang Indah.

Dia berharap warga ‘Aisyiyah mulai terpikir untuk terus mengasah kreativitasnya. Sebab, semua diberi anugerah akal yang harus dioptimalkan. Indah juga mengajak warga ‘Aisyiyah untuk membuat lilin berbahan sampah. Yakni, minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga dicampurkan dengan krayon dan wewangian. ’’Kita harus berpikir barang-barang seperti ini bisa dimanfaatkan menjadi apa,” terangnya. (Syamsudduha Syahrorini)

METROTODAY, SIDOARJO – Pelatihan pengelolaan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo yang berkolaborasi dengan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Sidoarjo memberikan gambaran bahwa kesadaran terhadap lingkungan harus segera dibangkitkan. Sebab, sampah bisa dimanfaatkan menjadi beragam barang bermanfaat.

Maklum, ketidakpedulian warga terhadap sampah bisa mengubah perilaku hidup kita semua. ’’Untuk disampaikan ke istri, anak, anak didik bahwa hidup itu harus mengelola sampah, karena jika sudah besar mengubah perilaku itu sudah susah,” kata Edi Sulaksono, perwakilan dari DLHK Sidoarjo dalam pelatihan yang berlangsung di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

Sampah yang dihasilkan sehari-hari, lanjut Edi, berdampak terhadap membengkaknya pengeluaran di rumah tangga. Mungkin, semua membayangkan bahwa uang yang dibayarkan untuk pengangkutan sampah tidak seberapa. Namun, jika ditotal selama sekian tahun, nilainya cukup besar.

Edi menggambarkan tiap jiwa menghasilkan 0,54 kg sampah. Jika dalam 1 KK terdapat 4 jiwa, maka dalam sehari menghasilkan sekitar 2 kg sampah. Dalam sebulan, menghasilkan 60 kg sampah.

Apabila pembuangan 1 kg sampah dihargai Rp 500, dalam sebulan biaya yang harus dibayar Rp 30 ribu. Sehingga, dalam setahun satu kepala keluarga harus mengalokasikan Rp 360 ribu.

Edi menambahkan, sebenarnya Pemkab Sidoarjo sudah berusaha keras menekan volume sampah. DLHK juga berusaha keras menaikkan indeks kepuasan masyarakat. Dari semula 91 persen menjadi 85 persen. ”Ini menunjukkan bahwa kinerja DLHK Sidoarjo didukung oleh masyarakat,” katanya.

Dia berharap masyarakat tidak hanya bergantung pada kualitas pelayanan. Namun, harus tumbuh kesadaran bahwa sampah adalah problem bersama yang harus juga diatasi bersama.

Emir Firdaus, anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, menyampaikan bahwa dalam mars ‘Aisyiyah ada salah satu lirik yang menyebutkan wahai warga ‘Aisyiyah sejati, sadarlah akan kewajiban suci. Lalu dilanjutkan dengan membina harkat kaum wanita menjadi tiang utama negara. Dalam lirik lain juga disebutkan makna ajaran Islam berupa di telapak kakimu terbentang surga. ”Jadi, menurut saya ada tugas suci warga ‘Aisyiyah untuk menyelamatkan bangsa melalui pengelolaan sampah,” katanya.

Warga ‘Asyiyah, terang Emir, harus membenihkan dan membiasakan kebiasaan baik, yakni reduce, reuse, recycle (3R). Saat ini, di Sidoarjo ada 202 TPS 3R sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012. Nah, dengan kesadaran warga ‘Aisyiyah, timbunan sampah di Sidoarjo akan banyak berkurang.

Kebiasaan daur ulang sampah dengan harapan untuk mengurangi timbunan juga bisa dibilang memacu kreativitas warga. Itu pula yang diterangkan Indah Yuliati, perwakilan DLHK yang lain. ’’Sampah anorganik plastik bisa disulap menjadi vas bunga bermacam-macam bentuk, berbagai sabun dari limbah jelantah, dan lain sebagainya,” terang Indah.

Dia berharap warga ‘Aisyiyah mulai terpikir untuk terus mengasah kreativitasnya. Sebab, semua diberi anugerah akal yang harus dioptimalkan. Indah juga mengajak warga ‘Aisyiyah untuk membuat lilin berbahan sampah. Yakni, minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga dicampurkan dengan krayon dan wewangian. ’’Kita harus berpikir barang-barang seperti ini bisa dimanfaatkan menjadi apa,” terangnya. (Syamsudduha Syahrorini)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/