Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Basnang Said saat mengunjungi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Foto: Istimewa)
METROTODAY, SIDOARJO – Kementerian Agama (Kemenag) bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengecek lokasi dan mendampingi proses rekonstruksi bangunan pondok pasca musibah yang terjadi bulan lalu.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Basnang Said mengatakan bahwa kegiatan belajar dan mengaji di Ponpes Al Khoziny kini telah kembali berjalan.
“Alhamdulillah setelah kejadian ambruknya ponpes, saat ini proses mengaji, belajar mengajar sudah berjalan kembali,” ujarnya, Senin (17/11).
Basnang juga menambahkan bahwa kejadian ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk semakin memperhatikan keberadaan pesantren di Indonesia.
“Kejadian ini berdampak pada keseriusan pemerintah dalam memperhatikan pesantren yang ada di Indonesia,” ungkapnya.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana pembangunan gedung baru yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pembangunan akan difokuskan pada penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, aman, dan sesuai standar teknis pendidikan keagamaan.
“Keselamatan dan kenyamanan santri adalah hal yang utama. Seluruh proses pembangunan harus memenuhi ketentuan perencanaan, perizinan, dan standar konstruksi yang berlaku,” tegas Basnang.
Kemenko PMK dan Kementerian PUPR akan berperan dalam pengawalan perizinan bangunan, pembangunan gedung sesuai standar, serta pemenuhan persyaratan administratif lainnya.
Selain itu, Kemenag juga tengah menyiapkan pembentukan Direktorat Jenderal khusus Pesantren sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Pesantren.
“Ke depan, Ditjen Pesantren tidak akan mengintervensi sistem pembelajaran di ponpes. Fokus kami adalah memperkuat sarana dan prasarana, sementara metode dan model pembelajaran sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing pesantren,” jelasnya.
Kemenag juga menyiapkan program beasiswa bagi santri untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang teknik sipil, kedokteran, keperawatan, dan manajemen.
“Harapannya, setelah lulus para santri dapat kembali ke ponpes dan mengimplementasikan ilmunya untuk kemajuan pesantren,” ujar Basnang.
Sebagai bentuk apresiasi, Kemenag juga telah memberikan Pesantren Award kepada sejumlah pemerintah daerah yang dinilai memiliki perhatian besar terhadap pengembangan dan keberlangsungan pesantren di wilayahnya. (ahm)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.