Jalur Gumitir yang mengalami keretakan. (Foto: Instagram @polantas_banyuwangi)
METROTODAY, JEMBER – Akses utama yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, yaitu lintas Gunung Gumitir, akan ditutup total selama dua bulan penuh mulai 24 Juli hingga 24 September 2025.
Penutupan ini diberlakukan demi kelancaran proyek preservasi (perbaikan/perawatan) jalan yang bertujuan mengurangi angka kecelakaan di jalur yang dikenal rawan kecelakaan tersebut.
Pemberitahuan ini tentu menjadi perhatian serius bagi para pengguna jalan, terutama kendaraan angkutan barang, yang sering melintasi jalur menikung dan menurun ini.
Berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur, proyek preservasi akan berlangsung dari Juli hingga Desember 2025.
Preservasi dilakukan karena kondisi jalan di Jalur Gumitir yang berkelok tajam dan menurun tajam seringkali menjadi penyebab kecelakaan, khususnya bagi kendaraan berat.
Proyek preservasi ini berfokus pada pengerjaan fondasi jalan menggunakan alat bor pile, yang membutuhkan metode kerja dengan menutup total arus lalu lintas dari dua arah.
“Pengerjaan ini memerlukan sistem kerja tanpa lalu lintas aktif di lokasi,” kata Kepala Dishub Banyuwangi, I Komang Sudira Atmaja. Ia menambahkan bahwa proyek ini akan dirapatkan lebih lanjut dengan tim terkait sebelum dimulai.
Berikut adalah rincian jadwal dan skema pengalihan lalu lintas:
Sosialisasi masif akan dilakukan melalui media sosial dan pemasangan banner di simpang jalan utama, baik dari arah Banyuwangi ke Jember maupun sebaliknya. Titik-titik strategis seperti exit Tol Leces dan lampu merah Kota Probolinggo juga akan menjadi lokasi penempatan banner sosialisasi.
Selama periode ini, semua jenis kendaraan, mulai dari roda dua (R2), roda empat (R4), hingga roda enam (R6), wajib melintasi Jalur Pantura. Pengendara yang menuju Banyuwangi dari arah barat diimbau untuk mengambil rute alternatif melalui Bondowoso atau Pantura Situbondo.
Setelah penutupan total, sistem lalu lintas akan berubah menjadi buka-tutup hingga akhir pengerjaan pada Desember 2025. Pengendara tetap harus waspada dan mengikuti petunjuk di lapangan.
Dengan adanya penutupan ini, masyarakat dan pengguna jalan diimbau untuk merencanakan perjalanan mereka lebih awal dan menggunakan jalur alternatif yang telah disediakan.
Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan selalu pantau informasi terbaru dari sumber-sumber resmi sebelum memulai perjalanan. (red)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.