METROTODAY, SURABAYA – Roblox menjadi salah satu game yang paling populer di kalangan anak-anak saat ini, terutama bagi generasi termuda, yakni Gen Alpha.
Bahkan, ada istilah ‘bocil roblox’ di internet karena banyaknya anak gen Alpha yang memainkan Roblox.
Bagi gen Alpha, Roblox rasanya lebih dari sekadar game biasa. Adanya game Roblox seolah jadi part of life atau gaya hidup mereka.
Game ini tidak hanya ramai dimainkan tapi juga menjadi tempat pelarian di dunia virtual, tempat untuk mengobrol dan bersosialisasi. Game ini juga menjadi bahan obrolan anak-anak gen Alpha.
Lalu, kenapa Roblox begitu diminati oleh anak-anak zaman sekarang?
Alasan pertama yang paling populer adalah Roblox sebagai tempat untuk berkreativitas. Roblox memberikan ruang bagi anak-anak untuk menjadi kreator dan tidak semata memainkannya.
Dengan fitur fitur yang ada di dalam game, anak-anak bisa membuat game mereka sendiri, merancang avatar, hingga mendesain dunia virtual sesuai imajinasi mereka.
Roblox memberikan kebebasan eksplorasi yang membuat anak merasa memiliki ruangnya sendiri.
Di dunia nyata mungkin mereka terbatas oleh aturan orang tua atau sekolah, tetapi di dunia Roblox, anak-anak bisa gerak dengan bebas membangun ‘dunianya’ sendiri, dan berinteraksi dengan user lain yang ada di Roblox.
Roblox bukan hanya tempat bermain, tapi juga ruang sosial. Anak-anak bisa bermain bersama teman, mengobrol melalui fitur chat, hingga ikut dalam berbagai komunitas.
Inilah yang membuat Roblox menjadi semacam “media sosial” yang terselubung dalam bentuk game.
Bagi anak-anak Gen Alpha yang tumbuh dalam teknologi dan budaya digital yang pesat, bermain itu bukan lagi sekadar hiburan, tapi juga sarana untuk terhubung dan membangun identitas diri.
Pengalaman sosial inilah yang membuat anak-anak betah berlama-lama bermain Roblox. Anak-anak seolah merasa seperti bagian dari komunitas di dunia Roblox dan bukan hanya sebagai user pasif.
Hal yang tidak kalah penting adalah tampilan grafis dari Roblox. Tampilan Roblox memang tidak mengusung grafis yang realistis.
Namun, tampilannya yang ala Lego atau pixel art membuat game ini mudah diakses dan dimengerti anak-anak.
Desain karakter dan dunia yang menyerupai balok Lego membuatnya terasa familiar, lucu, dan tidak menakutkan bagi anak-anak.
Game ini juga bisa dimainkan di berbagai perangkat tanpa membutuhkan spesifikasi tinggi, sehingga menjangkau lebih banyak anak dari berbagai latar belakang.
Hal inilah yang mendukung Roblox menjadi game yang bisa dimainkan oleh berbagai usia termasuk anak anak dan dimainkan dengan perangkat apapun, misal laptop atau tablet.
Meski banyak yang menyangka Roblox hanya sekadar hiburan, ternyata banyak game di dalamnya yang bersifat edukatif.
Beberapa jenis game mengajarkan antara lain strategi, logika, bahkan kerja sama tim. Di Roblox, anak anak bisa belajar sedikit soal game dengan berbagai tema, seperti simulasi seperti menjadi pemadam kebakaran, petani, hingga pebisnis kecil-kecilan.
Dengan pengawasan dan batasan yang tepat, game Roblox bisa melatih anak berpikir kreatif, belajar membuat keputusan, serta berinteraksi dengan orang lain.
Meski begitu, tetap perlu dipahami bahwa tidak semua game di Roblox cocok untuk semua umur. Maka dari itu, peran orang tua dalam memilih konten serta membatasi waktu bermain tetap sangat penting.
Roblox menggunakan sistem reward yang bisa memberi motivasi bagi user, terutama anak-anak. Misalnya dengan mengumpulkan mata uang virtual Robux yang bisa ditukar dengan berbagai item, atau menyelesaikan misi tertentu untuk naik level.
Sistem seperti ini bukan hanya membuat permainan lebih menarik, tapi juga menumbuhkan rasa pencapaian.
Menariknya, anak-anak yang membuat game dan memiliki banyak pemain bahkan bisa memperoleh Robux dalam jumlah besar, yang kemudian bisa diuangkan.
Bagi sebagian anak, ini menjadi pengalaman pertama mereka memahami konsep bisnis digital dan ekonomi virtual secara langsung.
Di luar konteks bermain, Roblox juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, terutama dalam pengajaran coding dan desain.
Melalui Roblox Education, guru dan institusi dapat menggunakan game ini untuk mengenalkan dasar-dasar pemrograman dan pemikiran logis dengan pendekatan yang lebih menyenangkan.
Banyak sekolah dasar memasukkan Roblox sebagai salah satu pembelajaran di kelas seperi di mata pelajaran komputer atau sebagai materi ekstrakurikuler.
Dengan gaya belajar Gen Alpha yang lebih visual dan interaktif, Roblox menjadi media yang sesuai dengan karakter mereka. Anak bisa belajar sambil bermain, tanpa merasa sedang diajarkan secara kaku seperti di kelas formal.
Popularitas Roblox di kalangan anak-anak, terutama Gen Alpha, bukan tanpa alasan. Game ini menghadirkan kebebasan berekspresi, ruang sosial, ruang belajar edukatif, hingga kesempatan untuk belajar ekonomi kecil-kecilan.
Semua elemen itu menyatu dalam satu platform bernama Roblox yang ramah anak dan mudah diakses.
Namun tetap perlu diingat, seperti halnya dunia digital lainnya, Roblox memiliki sisi positif sekaligus risiko. Beberapa game mungkin mengandung konten yang kurang baik, atau fitur chat yang bisa disalahgunakan.
Selain itu, karena Roblox bisa diakses oleh orang dari berbagai usia, tentu akan ada banyak penjahat atau pedofil yang bisa menyamar menjadi user biasa di Roblox.
Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk tetap hadir, membimbing, dan berdialog secara terbuka dengan anak soal apa yang mereka mainkan dan apa isi di dalam permainannya. (alk)