Poster duel final Liga Champions 2025. (x_FCIM)
METROTODAY, MUNICH – Final Liga Champions 2025 bisa berarti pelampiasan atau pelengkap kesempurnaan bagi para finalis. Pertarungan antara Paris Saint-Germain (PSG) versus Inter Milan di Football Arena, Munich, Minggu dini hari bukan sekadar persaingan meraih gelar juara.
Dua jalan berbeda telah ditempuh dua finalis Liga Champions di kompetisi domestik masing-masing. PSG dengan kesuksesan, sedangkan Inter justru akrab dengan kegagalan.
Cerita final di Munich diiringi kisah PSG yang ingin sempurna alias menyapu bersih semua gelar. Les Parisien, julukan PSG, sudah mengantongi gelar juara Trophee des Champions, Ligue 1, dan Coupe de France.
Kenyataan yang berbeda dialami Inter sepanjang 2024-2025. Nerazzurri, julukan Inter, harus rela finis sebagai runner-up di Serie A dan Supercoppa Italiana serta semifinalis Coppa Italia.
PSG pantang melepas pelengkap kesuksesan yang sudah di depan mata. Marquinhos dkk mengusung misi penebusan pada final Liga Champions yang sempat mereka masuki pada musim 2019-2020. Saat itu, tim yang masih diperkuat Kylian Mbappe dan Neymar Jr harus tertunduk lantaran dikalahkan Bayern Munchen.
“Mencapai final Liga Champions adalah prestasi tersendiri. Kami harus bermain kolektif untuk juara,” ujar Marquinhos.
Duel di partai puncak Liga Champions merupakan pertemuan perdana PSG dan Inter Milan di ajang Eropa. Bagi Inter, pertemuan tersebut tak ubahnya misteri sekaligus menolak sial lagi.
Untuk laga final, Inter jelas lebih berpengalaman dari Les Parisiens. Nerazzurri bahkan sudah tiga kali memenangi Si Telinga Besar-julukan untuk trofi Liga Champions.
Namun, kenyataan PSG sebagai tim yang belum pernah juara justru menghadirkan kekhawatiran bagi Inter. Pengalaman yang sebelumnya sudah dilalui Inter di final Liga Champions 2022-2023 menghadapi Manchester City.
Saat itu City datang dengan status belum pernah mendapatkan gelar Liga Champions. Nah, hasil akhirnya justru berpihak pada City. Juara Inggris itu mengalahkan Inter 1-0.
“Kami memang kalah (di final dua musim lalu, Red). Tetapi, justru itu yang membuat kami kian matang di final musim ini,” ujar kapten Inter Lautaro Martinez dilansir Football Italia.
Ya, motivasi berlipat harus mereka bawa untuk melampiaskan kegalauan musim ini. Inter sempat menargetkan quadrupledengan menyapu bersih semua gelar. Pada kenyataannya, Inter gagal di Supercoppa Italiana, Coppa Italia, dan puncaknya Serie A saat scudetto jatuh ke pelukan SSC Napoli akhir pekan lalu. (*)
Perkiraan Pemain
Paris Saint-Germain (4-3-3): 1-Donnarumma (g) (c); 2-Hakimi, 51-Pacho, 5-Marquinhos (c), 25-Mendes; 87-Neves, 17-Vitinha, 8-Ruiz; 10-Dembele, 14-Doue, 7-Kvaratskhelia. Pelatih: Luis Enrique
Inter Milan (3-5-2): 1-Sommer (g); 31-Bisseck, 15-Acerbi, 95-Bastoni; 2-Dumfries, 23-Barella, 22-Mkhitaryan, 20-Calhanoglu, 32-Dimarco; 9-Thuram, 10-Lautaro (c). Pelatih: Simone Inzaghi
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.