28.9 C
Surabaya
26 July 2025, 22:35 PM WIB

Jatim Gandeng Kedubes Inggris Pacu Proyek Kereta Perkotaan Surabaya

METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menggandeng pihak luar untuk mengatasi kemacetan di kawasan aglomerasi Surabaya. Demi mewujudkan transportasi publik yang modern dan terintegrasi, Pemprov Jatim secara resmi menggandeng Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta untuk mempercepat pembangunan sistem perkeretaapian perkotaan.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, usai rapat dengan delegasi Kedubes Inggris di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Jumat (25/7), menegaskan keseriusan tersebut.

“Intinya kita siap untuk membangun konektivitas, komunikasi dengan berbagai pihak termasuk Kemenhub, Bappenas hingga Pemkot atau Pemkab untuk percepatan program ini,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, proyek transportasi terintegrasi ini bukan hanya sekadar solusi kemacetan di wilayah Gerbangkertasusila Plus, namun juga mendukung penuh visi Jatim Akses dalam kerangka Nawa Bhakti Satya.

Rencana moda transportasi umum ini bahkan telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nama Surabaya Regional Railway Line (SRRL).

Proyek SRRL yang didukung oleh KfW Development Bank Jerman ini rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2027.

Khofifah menjelaskan bahwa proyek kereta kota dari Kedubes Inggris ini akan menjadi pelengkap strategis bagi proyek Surabaya Regional Railway Line.

Tim Kedubes Inggris bahkan telah mengidentifikasi tiga alternatif rute potensial, yakni Unesa–Darmo (barat–timur), Unesa–Darmo dan Wonokromo–Pasar Turi (barat–timur dan utara–selatan), serta Wonokromo–Juanda (utara–selatan).

“Konektivitas dan sinergi antara program UK dan SRRL adalah keniscayaan. Jadi ketemunya di mana nyekrupnya di mana harus didiskusikan lebih detail,” ujarnya.

Gubernur juga menaruh harapan besar agar proyek kolaborasi dengan Inggris ini dapat menghubungkan jalur SRRL hingga ke Bandara Juanda, mewujudkan integrasi antarwilayah yang komprehensif.

“Segera bisa dilanjutkan koordinasi dengan Pemkot Surabaya dan jika lanjut ke Juanda juga harus dengan Pemkab Sidoarjo. Sama-sama kita memaksimalkan komunikasi yang bisa memudahkan perencanaan ini sehingga segera bisa kita bangun,” tambahnya.

East Java Regional Outreach Manager Kedubes Inggris Jakarta, Erlin Puspitasari, mengungkapkan bahwa selama setahun terakhir pihaknya telah melakukan studi kelayakan menyeluruh untuk proyek kereta di kawasan aglomerasi Surabaya.

Proyek ini merupakan wujud nyata dukungan Inggris terhadap percepatan pembangunan publik di Jawa Timur.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, memberikan detail lebih lanjut mengenai perbedaan antara kedua proyek ini.

Proyek yang digagas oleh Kedubes Inggris dirancang sebagai LRT (Light Railway Train), berbeda dengan SRRL yang akan beroperasi sebagai kereta reguler.

“Kalau SRRL ini dari Gubeng, Wonokromo, Sidoarjo. Nah Proyek UK ini kami integrasikan dari Stasiun Waru menuju Juanda,” jelas Nyono.

Diharapkan, dengan adanya integrasi ini, masyarakat akan semakin mudah beralih dari moda transportasi bus ke kereta api untuk menuju Bandara Juanda. “Kalau ketiganya ini bisa terlaksana akan sangat bagus sekali bagi Jawa Timur,” pungkas Nyono optimis.

Kolaborasi strategis ini menjadi langkah maju bagi Jawa Timur dalam mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang modern dan berkelanjutan. (red)

METROTODAY, SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menggandeng pihak luar untuk mengatasi kemacetan di kawasan aglomerasi Surabaya. Demi mewujudkan transportasi publik yang modern dan terintegrasi, Pemprov Jatim secara resmi menggandeng Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta untuk mempercepat pembangunan sistem perkeretaapian perkotaan.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, usai rapat dengan delegasi Kedubes Inggris di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Jumat (25/7), menegaskan keseriusan tersebut.

“Intinya kita siap untuk membangun konektivitas, komunikasi dengan berbagai pihak termasuk Kemenhub, Bappenas hingga Pemkot atau Pemkab untuk percepatan program ini,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, proyek transportasi terintegrasi ini bukan hanya sekadar solusi kemacetan di wilayah Gerbangkertasusila Plus, namun juga mendukung penuh visi Jatim Akses dalam kerangka Nawa Bhakti Satya.

Rencana moda transportasi umum ini bahkan telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nama Surabaya Regional Railway Line (SRRL).

Proyek SRRL yang didukung oleh KfW Development Bank Jerman ini rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2027.

Khofifah menjelaskan bahwa proyek kereta kota dari Kedubes Inggris ini akan menjadi pelengkap strategis bagi proyek Surabaya Regional Railway Line.

Tim Kedubes Inggris bahkan telah mengidentifikasi tiga alternatif rute potensial, yakni Unesa–Darmo (barat–timur), Unesa–Darmo dan Wonokromo–Pasar Turi (barat–timur dan utara–selatan), serta Wonokromo–Juanda (utara–selatan).

“Konektivitas dan sinergi antara program UK dan SRRL adalah keniscayaan. Jadi ketemunya di mana nyekrupnya di mana harus didiskusikan lebih detail,” ujarnya.

Gubernur juga menaruh harapan besar agar proyek kolaborasi dengan Inggris ini dapat menghubungkan jalur SRRL hingga ke Bandara Juanda, mewujudkan integrasi antarwilayah yang komprehensif.

“Segera bisa dilanjutkan koordinasi dengan Pemkot Surabaya dan jika lanjut ke Juanda juga harus dengan Pemkab Sidoarjo. Sama-sama kita memaksimalkan komunikasi yang bisa memudahkan perencanaan ini sehingga segera bisa kita bangun,” tambahnya.

East Java Regional Outreach Manager Kedubes Inggris Jakarta, Erlin Puspitasari, mengungkapkan bahwa selama setahun terakhir pihaknya telah melakukan studi kelayakan menyeluruh untuk proyek kereta di kawasan aglomerasi Surabaya.

Proyek ini merupakan wujud nyata dukungan Inggris terhadap percepatan pembangunan publik di Jawa Timur.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, memberikan detail lebih lanjut mengenai perbedaan antara kedua proyek ini.

Proyek yang digagas oleh Kedubes Inggris dirancang sebagai LRT (Light Railway Train), berbeda dengan SRRL yang akan beroperasi sebagai kereta reguler.

“Kalau SRRL ini dari Gubeng, Wonokromo, Sidoarjo. Nah Proyek UK ini kami integrasikan dari Stasiun Waru menuju Juanda,” jelas Nyono.

Diharapkan, dengan adanya integrasi ini, masyarakat akan semakin mudah beralih dari moda transportasi bus ke kereta api untuk menuju Bandara Juanda. “Kalau ketiganya ini bisa terlaksana akan sangat bagus sekali bagi Jawa Timur,” pungkas Nyono optimis.

Kolaborasi strategis ini menjadi langkah maju bagi Jawa Timur dalam mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang modern dan berkelanjutan. (red)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/