METROTODAY, SURABAYA – Dalam tren desain interior modern, perhatian terhadap plafon kini semakin meningkat. Jika sebelumnya elemen lantai dan dinding lebih dominan, kini plafon mulai dianggap sebagai bagian penting dalam membentuk suasana ruang secara keseluruhan.
Christian Hadinata dari Fake Architech mengungkapkan, kontribusi plafon terhadap atmosfer ruangan sering kali diremehkan. “Secara kasar, lantai menyumbang 20–25%, dinding sekitar 50–60%, dan plafon memegang 15–20% sisanya. Tapi justru plafon inilah yang kerap terlupakan, padahal sangat menentukan keharmonisan visual,” ujarnya dalam talk show peluncuran Ultra Series bertema Nature Reinspired dari Javafon, yang digelar di Black Owl Surabaya, Kamis (24/7/2025).
Christian mengaku, selama lebih dari satu dekade menjalankan bisnis toko material, dirinya sempat enggan menjual plafon berbahan PVC karena dinilai kurang sesuai dengan selera pasar urban.
“Banyak plafon PVC di pasaran tampil terlalu glossy, sehingga kurang cocok untuk gaya minimalis dan modern yang sekarang digemari,” katanya. Namun, saat Javafon meluncurkan Ultra Series, ia optimistis tren penggunaan plafon PVC akan meningkat sepanjang 2025.
Presiden Direktur Javafon Roberto Saputra, membenarkan bahwa saat ini ada peluang besar untuk mendobrak persepsi lama terhadap plafon PVC. Menurutnya, pasar sudah jenuh dengan model konvensional dan saatnya PVC naik kelas. “Kami melihat saat yang tepat untuk menghadirkan desain lebih terkurasi dan siap bersaing di kota-kota besar,” ujar Roberto.
Ultra Series sendiri merupakan lini plafon PVC terbaru dari Javafon yang hadir dalam dua pilihan lebar, yakni 12 cm dan 20 cm. Koleksi ini menampilkan motif kayu alami, dari nuansa terang hingga gelap, yang memadukan estetika natural dengan kemudahan pemasangan serta perawatan harian.
“Setiap panel kami rancang agar menyatu dengan karakter ruang. Desainnya simpel, tapi efek visual dan emosionalnya kuat. Ini bukan sekadar plafon—ini bagian dari cerita ruang,” tegas Roberto, merujuk pada kampanye brand mereka, #SetiapRuangPunyaCerita.
Javafon juga menekankan pentingnya aspek keberlanjutan. Seluruh proses produksi dilakukan secara lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 83,95%. Selain itu, mereka menggunakan material daur ulang, meminimalkan limbah, dan menerapkan proses produksi hemat energi.
“Kami produksi plafon, WPC, dan PVC board sendiri, semua menggunakan pabrik lokal. Ini adalah bagian dari komitmen kami terhadap produk berkualitas dan ramah lingkungan,” jelas Roberto.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa plafon bukan lagi elemen pasif dalam ruang, melainkan bisa menjadi media ekspresi arsitektural. “Plafon bukan cuma penutup atas, tapi juga bisa menyatu secara emosional dengan penghuni. Karena itu, kami tak sekadar menjual produk, tapi juga pengalaman,” ucapnya.
Dari sisi harga, Roberto mengakui bahwa plafon PVC umumnya sedikit lebih mahal dibandingkan gypsum. Namun, keunggulan PVC terletak pada efisiensi pengerjaan, daya tahan tinggi, serta ketahanan terhadap jamur, rayap, dan api yang tidak mudah merambat.
Sebagai bagian dari rangkaian Ultra Roadshow, Javafon juga mengadakan berbagai aktivitas interaktif, seperti Proven & Tested Station dan Moodboard Challenge. Kedua kegiatan ini memungkinkan pengunjung untuk langsung mengeksplorasi performa material Javafon, termasuk uji ketahanan terhadap air dan api, kekuatan serta kelenturan produk, hingga keindahan visual dari tekstur desain yang ditawarkan.
Melalui inovasi produk dan pendekatan partisipatif dalam promosi, Javafon berharap dapat menjangkau lebih luas pasar urban dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di segmen plafon PVC lokal yang siap bersaing dengan produk impor.(*)