26.7 C
Surabaya
13 May 2025, 20:33 PM WIB

Menengok Kesibukan Dapur Asrama Haji Surabaya, Ngebut Layani Ribuan Porsi Makan Jemaah Setiap Hari

METROTODAY, SURABAYA – Saat sebagian besar warga Surabaya masih terlelap, kesibukan luar biasa sudah terasa di dapur Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Sejak pukul 01.00 dini hari, puluhan petugas dapur berseragam lengkap dan mengenakan alat pelindung diri (APD) mulai sibuk menyiapkan sarapan untuk ribuan jemaah haji.

Dari menggoreng tahu, menanak nasi, hingga meracik semur daging, semua dilakukan secara terstruktur dan higienis untuk memastikan jemaah mendapatkan menu bergizi setiap harinya.

Dalam sehari, dapur raksasa ini menyajikan tiga kali makan utama dan dua kali snack kepada para jemaah.

“Kami punya dua paket menu yang bergantian setiap dua hari. Ada soto, semur daging, sayur asem, sup, sayur bening, dan lainnya. Semua bergizi dan disesuaikan dengan kondisi jemaah,” ujar Kepala Dapur Asrama Haji, Siti Syamsiah, Selasa (13/5).

Menu yang disiapkan tidak sembarangan. Dalam sehari, sekitar 114–152 kilogram beras dimasak, dengan satu kloter membutuhkan rata-rata 38 kilogram. Untuk lauk seperti ayam dan ikan, dibutuhkan sekitar 30 kilogram per hari.

Meski jumlah kloter tahun ini turun dari 106 menjadi 97, intensitas kerja dapur tak menurun. Syamsiah yang telah 31 tahun bertugas di dapur Asrama Haji mengomandoi 36 orang tim inti dapur.

Seluruh tim bekerja nyaris tanpa cela demi memastikan setiap jemaah makan tepat waktu dan dalam kondisi aman.

“Jumlah petugas memang berkurang dari 40 ke 36, tapi ritmenya tetap tinggi karena tanggung jawab kami besar,” ujarnya.

Penanggung jawab catering, Nurul Maulana, menjelaskan bahwa total ada 116 petugas yang menangani seluruh proses penyajian makanan, mulai dari dapur, ruang makan, hingga kebersihan.

“Semua petugas sudah diperiksa kesehatannya, termasuk rectal swab. APD wajib digunakan, dan dapur disterilisasi sebelum dan sesudah masak,” kata Nurul.

Tak hanya itu, makanan yang akan disajikan pun menjalani pemeriksaan rasa, aroma, dan kebersihan dapur minimal satu jam sebelum waktu makan tiba. Bahkan penerangan dapur juga menjadi bagian dari pengecekan ketat.

Menu Khusus untuk Lansia dan Jemaah Risti

Bagi jemaah lanjut usia dan berisiko tinggi (risti), disediakan menu khusus. Nasi dibuat lebih lembut, dan lauk dipilih dari ikan bertekstur ringan seperti dori atau kakap. Makanan untuk kelompok ini juga tidak terlalu pedas atau asam.

“Kami menyesuaikan agar semua jemaah bisa makan dengan nyaman dan tetap sehat,” pungkas Syamsiah.

Dengan standar tinggi dan kerja tim yang solid, dapur Asrama Haji Surabaya tak hanya menyajikan makanan, tapi juga menjaga stamina ribuan jemaah agar siap menjalankan ibadah haji dengan optimal. (*)

METROTODAY, SURABAYA – Saat sebagian besar warga Surabaya masih terlelap, kesibukan luar biasa sudah terasa di dapur Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Sejak pukul 01.00 dini hari, puluhan petugas dapur berseragam lengkap dan mengenakan alat pelindung diri (APD) mulai sibuk menyiapkan sarapan untuk ribuan jemaah haji.

Dari menggoreng tahu, menanak nasi, hingga meracik semur daging, semua dilakukan secara terstruktur dan higienis untuk memastikan jemaah mendapatkan menu bergizi setiap harinya.

Dalam sehari, dapur raksasa ini menyajikan tiga kali makan utama dan dua kali snack kepada para jemaah.

“Kami punya dua paket menu yang bergantian setiap dua hari. Ada soto, semur daging, sayur asem, sup, sayur bening, dan lainnya. Semua bergizi dan disesuaikan dengan kondisi jemaah,” ujar Kepala Dapur Asrama Haji, Siti Syamsiah, Selasa (13/5).

Menu yang disiapkan tidak sembarangan. Dalam sehari, sekitar 114–152 kilogram beras dimasak, dengan satu kloter membutuhkan rata-rata 38 kilogram. Untuk lauk seperti ayam dan ikan, dibutuhkan sekitar 30 kilogram per hari.

Meski jumlah kloter tahun ini turun dari 106 menjadi 97, intensitas kerja dapur tak menurun. Syamsiah yang telah 31 tahun bertugas di dapur Asrama Haji mengomandoi 36 orang tim inti dapur.

Seluruh tim bekerja nyaris tanpa cela demi memastikan setiap jemaah makan tepat waktu dan dalam kondisi aman.

“Jumlah petugas memang berkurang dari 40 ke 36, tapi ritmenya tetap tinggi karena tanggung jawab kami besar,” ujarnya.

Penanggung jawab catering, Nurul Maulana, menjelaskan bahwa total ada 116 petugas yang menangani seluruh proses penyajian makanan, mulai dari dapur, ruang makan, hingga kebersihan.

“Semua petugas sudah diperiksa kesehatannya, termasuk rectal swab. APD wajib digunakan, dan dapur disterilisasi sebelum dan sesudah masak,” kata Nurul.

Tak hanya itu, makanan yang akan disajikan pun menjalani pemeriksaan rasa, aroma, dan kebersihan dapur minimal satu jam sebelum waktu makan tiba. Bahkan penerangan dapur juga menjadi bagian dari pengecekan ketat.

Menu Khusus untuk Lansia dan Jemaah Risti

Bagi jemaah lanjut usia dan berisiko tinggi (risti), disediakan menu khusus. Nasi dibuat lebih lembut, dan lauk dipilih dari ikan bertekstur ringan seperti dori atau kakap. Makanan untuk kelompok ini juga tidak terlalu pedas atau asam.

“Kami menyesuaikan agar semua jemaah bisa makan dengan nyaman dan tetap sehat,” pungkas Syamsiah.

Dengan standar tinggi dan kerja tim yang solid, dapur Asrama Haji Surabaya tak hanya menyajikan makanan, tapi juga menjaga stamina ribuan jemaah agar siap menjalankan ibadah haji dengan optimal. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/