30.4 C
Surabaya
1 May 2025, 16:48 PM WIB

Ini Penjelasan Dokter tentang Pneumonia Ganda, Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus sebelum Wafat

METROTODAY, JAKARTA – Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama, memberikan penjelasan medis tentang penyakit yang diderita Paus Fransiskus sebelum wafat, yakni pneumonia ganda atau double pneumonia.

Tjandra, dalam keterangannya kepada Antara di Jakarta, Senin (21/4), mengatakan bahwa istilah pneumonia ganda bukanlah sebutan medis yang lazim. Namun, merujuk pada kondisi pneumonia yang menyerang kedua paru kiri dan kanan yang secara resmi disebut sebagai pneumonia bilateral.

“Sebenarnya, istilah pneumonia ganda, atau double pneumonia bukanlah istilah yang terlalu lazim digunakan di dunia kedokteran,” katanya.

Tjandra menjelaskan pneumonia adalah infeksi atau radang paru yang umumnya disebabkan oleh bakteri atau virus, meskipun bisa juga dipicu jamur atau parasit.

“Kita juga tahu bahwa kita memang punya dua belah paru. Paru kiri terbagi lagi dalam dua bagian, atau istilah kedokterannya dua lobus, atas dan bawah, serta paru kanan terdiri dari tiga lobus, atas, tengah dan bawah, yang dipisahkan oleh sekat yang disebut fisura,” katanya.

Mengutip laporan Vatican News pada Februari lalu, kata Tjandra, diketahui Paus Fransiskus mengalami gangguan pernapasan yang digambarkan sebagai krisis pernapasan mirip asma (asthma-like respiratory crisis).

Menurut Tjandra, kondisi tersebut memerlukan penanganan dengan oksigen aliran tinggi (high-flow oxygen). Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan kadar trombosit (trombositopenia) serta anemia.

Sementara itu media The Conversation menyebut istilah pneumonia ganda juga dapat merujuk pada kondisi radang paru-paru yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme.

“Kondisi ini dikenal sebagai infeksi polimikrobial, yang bisa melibatkan kombinasi bakteri, virus, jamur, atau organisme lainnya,” kata Tjandra.

Dikatakan Tjandra, riwayat medis Paus juga mencatat bahwa pada 1957 ia pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru akibat infeksi berat.

Sementara itu, dalam laporan tertanggal 18 Februari 2025, kata Tjandra, Vatican News menginformasikan infeksi polimikrobial yang dialami Paus Fransiskus terjadi dalam konteks bronkiektasis dan bronkitis asmatik.

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal luas atas komitmennya dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas terhadap kaum miskin serta terpinggirkan, wafat dalam usia 88 tahun di kediamannya di Vatikan pada Senin (21/4) pukul 07.35 waktu setempat. Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell melalui Vatican News.

Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli sejak awal Februari 2025 akibat bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia bilateral.

Kondisi kesehatannya sempat memburuk selama hampir enam pekan perawatan, hingga akhirnya beliau dipulangkan ke kediaman setelah menjalani 38 hari masa rawat inap yang penuh kehati-hatian dari tim medis kepausan. (*)

METROTODAY, JAKARTA – Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama, memberikan penjelasan medis tentang penyakit yang diderita Paus Fransiskus sebelum wafat, yakni pneumonia ganda atau double pneumonia.

Tjandra, dalam keterangannya kepada Antara di Jakarta, Senin (21/4), mengatakan bahwa istilah pneumonia ganda bukanlah sebutan medis yang lazim. Namun, merujuk pada kondisi pneumonia yang menyerang kedua paru kiri dan kanan yang secara resmi disebut sebagai pneumonia bilateral.

“Sebenarnya, istilah pneumonia ganda, atau double pneumonia bukanlah istilah yang terlalu lazim digunakan di dunia kedokteran,” katanya.

Tjandra menjelaskan pneumonia adalah infeksi atau radang paru yang umumnya disebabkan oleh bakteri atau virus, meskipun bisa juga dipicu jamur atau parasit.

“Kita juga tahu bahwa kita memang punya dua belah paru. Paru kiri terbagi lagi dalam dua bagian, atau istilah kedokterannya dua lobus, atas dan bawah, serta paru kanan terdiri dari tiga lobus, atas, tengah dan bawah, yang dipisahkan oleh sekat yang disebut fisura,” katanya.

Mengutip laporan Vatican News pada Februari lalu, kata Tjandra, diketahui Paus Fransiskus mengalami gangguan pernapasan yang digambarkan sebagai krisis pernapasan mirip asma (asthma-like respiratory crisis).

Menurut Tjandra, kondisi tersebut memerlukan penanganan dengan oksigen aliran tinggi (high-flow oxygen). Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan kadar trombosit (trombositopenia) serta anemia.

Sementara itu media The Conversation menyebut istilah pneumonia ganda juga dapat merujuk pada kondisi radang paru-paru yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis mikroorganisme.

“Kondisi ini dikenal sebagai infeksi polimikrobial, yang bisa melibatkan kombinasi bakteri, virus, jamur, atau organisme lainnya,” kata Tjandra.

Dikatakan Tjandra, riwayat medis Paus juga mencatat bahwa pada 1957 ia pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru akibat infeksi berat.

Sementara itu, dalam laporan tertanggal 18 Februari 2025, kata Tjandra, Vatican News menginformasikan infeksi polimikrobial yang dialami Paus Fransiskus terjadi dalam konteks bronkiektasis dan bronkitis asmatik.

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma yang dikenal luas atas komitmennya dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas terhadap kaum miskin serta terpinggirkan, wafat dalam usia 88 tahun di kediamannya di Vatikan pada Senin (21/4) pukul 07.35 waktu setempat. Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell melalui Vatican News.

Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli sejak awal Februari 2025 akibat bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia bilateral.

Kondisi kesehatannya sempat memburuk selama hampir enam pekan perawatan, hingga akhirnya beliau dipulangkan ke kediaman setelah menjalani 38 hari masa rawat inap yang penuh kehati-hatian dari tim medis kepausan. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/